Senin, 06 March 2023 07:40 UTC
Siswa SMA melewati jembatan limpas penghubung desa Patemon dan desa Wringinanom, Kecamatan Jatibanteng, Kabupaten Situbondo, Senin, 6 Maret 2023.
JATIMNET.COM, Situbondo - Cuaca ekstrem di musim hujan beberapa hari lalu membuat sebagian siswa yang tinggal di pedesaan harus berjuang keras untuk sampai ke sekolah.
Salah satunya dirasakan Suriyadi,(16), warga Dusun Krajan, Desa Patemon, Kecamatan Jatibanteng, Kabupaten Situbondo.
“Tadi berangkatnya dari rumah pukul 6.30. ini sudah kesiangan karena jalannya dari susah dilalui diguyur hujan,” kata Suriyadi, siswa kelas XI SMA swasta di Kecamatan Besuki, Senin, 6 Maret 2023.
Suriyadi mengaku harus berjuang setiap hari untuk sampai ke sekolah, mengingat akses jalan dari rumahnya sangat sulit dan rawan longsor.
Baca Juga: Tergenang Banjir Ribuan Siswa SD dan SMP di Situbondo Tak Bisa Sekolah
Saat melintas jembatan limpas yang merupakan satu-satunya akses penghubung Desa Patemon dan Desa Wringinanom, Kecamatan Jatibanteng, Suriyadi juga harus membuka sepatunya karena khawatir basah.
“Kemarin sepeda motor saya harus digotong karena tak bisa melintasi jembatan limpas yang dipenuhi air,” katanya.
Menurut Suriyadi, banyak anak di desanya memilih tak masuk sekolah saat turun hujan. Biasanya, mereka tak diizinkan orang tuanya karena jalannya susah dan rawan longsor. Selain itu, jembatan limpas yang tak berfungsi maksimal menyulitkan kendaraan melewatinya.
“Kalau hujan dan air sungai besar jembatan ini susah dilewati. Kalau banyak orang sepeda motor saya bisa digotong rame-rame,” ujarnya.
Baca Juga: Jembatan Limpas Situbondo Tertutup Material Batu dan Kayu, Warga Terisolir?
Dikatakan, jembatan limpas penghubung Desa Patemon dan Desa Wringinanom tak berfungsi karena tertutup batu dan kayu. Akibatnya, aliran air sungai tak melalui gorong-gorong melainkan melewati atas jembatan.
“Kami berharap segera dinormalisasi karena kalau kayak gini kami susah pergi ke sekolah,” pungkasnya.
Dusun Krajan Desa Patemon, Kecamatan Jatibanteng dihuni sekitar 900 warga atau populasi penduduk terbesar di desa itu. Sayangnya, di desa Patemon hanya tersedia sarana pendidikan Sekolah Dasar (SD). Bagi siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang SLTP dan SLTA harus ke Kecamatan Jatibanteng atau Kecamatan Besuki.
