Kamis, 12 August 2021 01:00 UTC
MULAI BERAKTIVITAS: Sekretaris Daerah Pemkab Situbondo, Syaifullah (acungkan jempol) saat ditemui di acara penyerahan bansos tunai bagi abang becak
JATIMNET.COM, Situbondo – Kekhawatiran adanya klaster Covid-19 di lingkungan instansi pemerintah sepertinya tak bisa dihindari. Sejumlah pejabat teras Pemkab Situbondo terpapar Covid-19 dan salah satunya adalah Sekretaris Daerah, Syaifullah. Dibandingkan pejabat yang lain, Syaifullah merupakan pasien paling parah karena sempat kritis dan harus dilarikan ke rumah sakit di Surabaya.
Saat awal terjadi lonjakan kasus Covid-19 gelombang kedua, Syaifullah termasuk anggota Satgas yang paling aktif melakukan sosialisasi penerapan prokes ketat. Bahkan ia pula yang membuat kebijakan WFH (Work From Home) bagi ASN (Aparatur Sipil Negara) untuk mencegah terjadinya klaster instansi pemerintah.
“Penyakit Covid-19 ini benar-benar dahsyat dan saya sendiri merasakannya. Sekarang harus lebih waspada karena virusnya sudah mengalami mutasi. Kuncinya imun harus kuat,” katanya, saat ditemui di acara penyerahan bantuan sosial tunai bagi abang becak, Rabu, 11 Agustus 2021.
Syaifullah mulai terkonfirmasi Covid-19 sejak 8 Juli 2021 dan baru bisa beraktifitas kembali 9 Agustus 2021. Saat itu ,lonjakan kasus Covid-19 di Situbondo memang cukup tinggi. Awalnya, Syaifullah hanya pasien OTG (Orang Dengan Tanpa Gejala) dan harus melakukan isolasi mandiri.
Baca Juga: Cegah Covid, Polres Situbondo Target 800 Orang Divaksin Setiap Hari
Empat hari berlalu, Syaifullah mulai kehilangan indra penciuman. Tidak hanya tu, saturasinya juga menurun menjadi 91 hingga harus dirujuk ke rumah sakit Abdoer Rahem Situbondo. Sehari opname di rumah sakit plat merah itu, kondisi kesehatannya terus menurun hingga tim dokter memutuskan untuk merujuk ke rumah sakit di Surabaya.
Syaifullah kritis. Kondisi kesehatan Sekda yang dikenal ramah dan dekat dengan awak media itu memburuk. Hampir seluruh grup WhatsApp warga Situbondo bertebaran fotonya saat dinaikan ke atas mobil ambil ambulan.
Di rumah sakit Surabaya, Syaifullah langsung opname di ruang ICU penyakit paru. Konon, hanya ada 16 pasien di ruangan itu dan semuanya menggunakan oksigen atau ventilator karena kondisinya sudah cukup parah.
Selama di ruang ICU penyakit paru, Syaifullah mengaku merasakan dahsyatnya penyakit Covid-19. Selain mengalami sesak nafas, hampir sekujur tubuhnya juga merasakan sakit.
Baca Juga: Kangen Masuk Sekolah Pelajar Situbondo Antusias Ikut Vaksin
“Dada saya seperti tertindih benda. Selama masa kritis saya gak bisa manggil perawat sembarangan, karena para nakes itu sudah ada jadwalnya merawat pasien. Saya di screening setiap saat dan banyak peralatan medis di badan saya,” kenangnya.
Syaifullah mengisahkan, selama lima hari di ruang ICU paru, dirinya benar-benar tersiksa. Pasien lain juga mengalami nasib serupa karena sama-sama kritis. Setiap saat, dirinya melihat ada pasien Covid meninggal.
Syaifullah mengaku mulai merasa lebih tenang setelah dirinya pasrah dan menyerahkan semuanya kepada Allah SWT. “Akhirnya saya tawakal. Banyak wirid memohon kesembuhan. Sebagai bentuk ikhtiar saya mengikuti semua anjuran dokter dengan cara rutin minum obat dan selalu makan meski rasanya pahit,” ujarnya.
Setelah lima hari menjalani masa-masa sulit, kondisi Syaifullah berangsur membaik dan dipindah ke ruang isolasi khusus berisi dua orang pasien. Selama 15 hari isolasi khusus tersebut, Syaifullah mulai merasakan kesehatannya sudah membaik dan mulai melepaskan oksigen.
Baca Juga: Mengintip Kreativitas Vaksinasi di Situbondo, Dari Vaksin Keliling Hingga Jaring Pendaftaran Online
“Sabar dan tawakal itu kuncinya agar imun tak terus turun. Setelah 19 hari dirawat, Alhamdulillah kondisi kesehatan saya terus membaik. Semua kondisi saya dilakukan cek media dan saya dinyatakan sehat. Hasil PCR juga dinyatakan negatif dan diperbolehkan pulang,” terangnya.
Menurut syaifullah, sebenarnya dirinya memiliki komorbid atau penyakit bawaan tensi darah tinggi. Untuk pasien Covid yang memiliki komorbid biasanya agak sulit disembuhkan. Kemungkinan, karena sudah divaksin membuatnya lebih disembuhkan.
Syaifullah meminta masyarakat agar tidak abai melaksanakan prokes karena virus Corona sangat berbahaya. Hanya dengan imun yang kuat akan bisa menangkal Covid-19. Selain harus vaksin, masyarakat harus rutin berolahraga dan berjemur.
“Untuk yang sedang sakit, tetap patuhi anjuran dokter. Minum obat secara teratur serta bersabar dan tawakal. Itu yang saya lakukan selama melewati masa kritis. Untuk yang masih sehat, jaga imun,” katanya berulang kali sambil menutup pembicaraan.