Kamis, 17 October 2019 12:39 UTC
HANDYCRAFT. Warga Desa Wisata Kemiren berlatih membuat kerajinan tangan berbahan kertas dan plastik bekas, Kamis 17 Oktober 2019. Foto: Ahmad Suudi.
JATIMNET.COM, Surabaya – Pemerintah Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, tengah membangun bank sampah untuk mengumpulkan dan mengelola sampah warganya. Warga desa didorong sadar untuk mengelola sampah yang mereka produksi, terutama setelah gelaran acara adat.
Desi Mirantika (27) dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Kemiren mengatakan bank sampah diperkirakan akan dibuka tahun ini. Semua sampah yang dikumpulkan, kata Desi, akan diolah dan dijual kembali.
"Bank sampah ini inisiatif desa karena habis ada acara adat, sampah plastik itu buanyak. Sampah plastik soalnya nomor satu, seperti botol plastik, gelas minuman, bungkus snack," kata Desi, Kamis 17 Oktober 2019.
Dia juga mengatakan dalam beberapa acara adat dan acara wisata terakhir, masyarakat telah mengurangi penggunaan plastik. Misalnya dalam Festival Ngopi Sepuluh Ewu minggu lalu, warga tak lagi menyuguhkan air mineral kemasan botol dan plastik, tetapi menggunakan kendi dari tanah.
BACA JUGA: Geliat Petani Kopi Telemung Menaikkan Nilai Jual Kopinya
Desi juga mengikuti pelatihan pembuatan kerajinan dari kertas dan plastik bekas bersama 15 warga Kemiren lainnya. Peserta yang didominasi wanita itu membuat tas dari koran, serta tas, dompet dan gantungan kunci dari saset kopi.
“Kalau sudah punya ilmunya (daur ulang sampah) kan enak nantinya,” kata Desi lagi.
PJ Kepala Desa Kemiren Eko Suwilin Adiyono mengatakan produksi kerajinan dari bahan bekas merupakan kegiatan ekonomi yang tepat bagi warganya. Pasalnya sebagai desa wisata, banyak pengunjung yang datang ke Kemiren berbelanja oleh-oleh.
“Bank Sampah bisa mendukung menyediakan bahan bakunya. Sebagian sampah yang sulit terurai akan dijadikan kerajinan oleh ibu-ibu," kata Eko.
BACA JUGA: Bank Sampah Mojokerto Mulai Terima Styrofoam
Sementara Kasi Pemberdayaan Usaha Mikro, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Diskopum) Banyuwangi, Budi Pringgo Cahyono mengatakan pihaknya menggelar dua pelatihan kerajinan pemanfaatan barang bekas tahun ini. Selain di Kemiren, pelatihan serupa digelar di Desa Bubuk, Kecamatan Rogojampi.
Dia menjelaskan tahun ini pihaknya menggelar pelatihan, total di 75 lokasi, untuk wirausaha pemula. Pemilihan lokasi pelatihan menimbang pengajuan dan potensi dari masing-masing desa.
"Karena mengusungnya tergantung potensi yang ada dan kearifan lokal. Per lokasi jumlah pesertanya rata-rata 20 orang," kata Budi.