Logo

Bank Sampah Mojokerto Mulai Terima Styrofoam

Reporter:,Editor:

Senin, 19 August 2019 23:21 UTC

Bank Sampah Mojokerto Mulai Terima Styrofoam

PEMILAHAN. Petugas bank sampah mengumpulkan sampah dari nasabah untuk disalurkan. Foto: IST

JATIMNET.COM, Mojokerto – Ketua Bank Sampah Induk (BSI) Bintang Semesta Mojopahit Kabupaten Mojokerto Sisyantoko mulai menerima styrofoam. Penerimaan ini tidak lepas dari adanya salah satu perusahaan asal Pandaan, Kabupaten Pasuruan yang bersedia menampung sampah anorganik tersebut.

“Informasi ini sudah kami sosialisasikan kepada 17 grup Whatsapp di tiap kecamatan se Kabupaten Mojokerto. Kami mengimbau warga agar segera menabung styrofoam,” kata Sisyantoko, Senin 19 Agustus 2019.

Diterimanya styrofoam di BSI untuk mengurangi sampah anorganik yang susah diurai. Sebab sampah ini hanya bisa dihancurkan dengan cara dibakar. Namun pembakaran justru menimbulkan dampak terhadap polusi udara.

BACA JUGA: Pemkot Surabaya Belum Punya Solusi Pengganti Tas Kresek Belanja

Styrofoam memiliki komponen (benzen, carsinogen, dan styrene) yang dapat menimbulkan kerusakan pada tulang belakang, anemia, mengurangi produksi sel darah merah hingga risiko kanker.

Diterimanya sampah jenis styrofoam sudah dilakukan sejak Juli lalu. Pihaknya telah menerima bahan yang terbuat dari kopolimer styrene itu sebanyak 1,2 kuintal. Jumlah itu, menurut Sisyantoko, mencapai satu pikap kecil.

“Harga per kilogram kami tawarkan Rp 1.000, tapi ini masih uji coba, dan yang penting laku. Masalahnya styrofoam itu memakan volume dan tempat daripada berat,” Sisyantoko menjelaskan.

Pihaknya kini serius mengajak warga Mojokerto dan sekitarnya untuk menabung styrofoam. Dijelaskannya pada Mei lalu pihaknya telah menyalurkan sampah anorganik sebanyak 25 ton.

BACA JUGA: Ramambu, Formula Penghilang Bau Sampah Temuan Mahasiswa

Sampah itu terdiri atas kardus, sachet plastik, palstik, besi, aluminium, dan sampah anorganik lainnya dari 258 unit bank sampah se-Kabupaten Mojokerto.

Cak Toko sapaannya, menambahkan pengolahan styrofoam berbeda dengan plastik seperti ember atau tumbler yang bisa dipotong kemudian dicuci.

“Styrofoam harus dalam kondisi rapi dan bersih, bebas dari minyak maupun bahan makanan lainnya. Sebab dalam pengelolaan daur ulangnya langsung dipotong-potong, kemudian di-blower (tiup),” Sisyantoko memungkasi.