Logo

Desa Mandiri dan Maju Terbanyak di Jatim, Ini Kata Khofifah

Berdasarkan Indeks Desa Membangun yang Dirilis Kemendes PDTT
Reporter:,Editor:

Jumat, 20 August 2021 12:20 UTC

Desa Mandiri dan Maju Terbanyak di Jatim, Ini Kata Khofifah

DIKELOLA DESA. Wisata alam Setigi yang merupakan bekas tambang bukit kapur yang diubah jadi wisata alam oleh warga Desa Sekapuk, Kec. Ujungpangkah, Gresik, dan dikelola BUMDes. Foto: Pemdes Sekapuk

JATIMNET.COM, Surabaya – Berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) tahun 2021 yang dirilis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), jumlah desa mandiri dan maju di Jatim tertinggi di antara provinsi lain se-Indonesia. 

Dalam pemutakhiran data IDM tahun 2021, tercatat 3.269 desa di Indonesia dinyatakan sebagai desa mandiri. Dari jumlah tersebut, sebanyak 697 desa atau 21,32 persen berada di Jatim. Pencapaian ini merupakan yang tertinggi di Indonesia dan selanjutnya disusul Jawa Barat di peringkat kedua dengan total 586 desa mandiri. 

Tidak hanya status desa mandiri yang tertinggi, desa dengan status maju di Jatim juga tercatat mendominasi secara nasional dengan total 3.283 desa. Angka ini diikuti oleh Jawa Tengah dengan total 2.295 desa maju dan Jawa Barat 2.102 desa maju.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan rasa syukurnya karena pembangunan di tingkat pedesaan terus tumbuh baik berdasarkan Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE), dan Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL) yang menjadi dasar dalam mengukur IDM. 

BACA JUGA: Klinik BUMDes Jatim Bidik Empat Desa Wisata Potensial

"Alhamdulillah, berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) tahun 2021 yang di rilis Kemendes PDTT saat ini di Jawa Timur sudah tidak ada lagi desa tertinggal apalagi desa sangat tertinggal. Yang harus kita syukuri saat ini ada 697 desa mandiri di Jawa Timur yang merupakan jumlah terbanyak secara nasional," ujar Khofifah, Jumat, 20 Agustus 2021. 

Pembangunan desa yang baik di Jatim tersebut juga mampu berseiring dengan laju penurunan angka kemiskinan di tingkat pedesaan khususnya Triwulan II Tahun 2021.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim per 21 Juli 2021 disebutkan tingkat keparahan dan kedalaman kemiskinan di Jatim paling tipis jika dibandingkan provinsi lainnya di Jawa. 

Sementara itu, kontribusi terbesar angka penurunan kemiskinan di Jatim berada di wilayah pedesaan dengan total penurunan sebanyak 33.246 orang.

"Dalam setiap proses pembangunan yang dilakukan terdapat ikhtiar agar terus menekan angka kemiskinan serta mendorong kesejahteraan masyarakat terus meningkat," kata Khofifah.

BACA JUGA: Pandemi Mengubah Cara Berwisata, Saatnya Desa Wisata Tampil

Mantan Menteri Sosial itu mengatakan terjadi peningkatan jumlah desa mandiri yang sangat signifikan di Jatim pada tahun ini dibandingkan tahun 2020 sebanyak 332 desa. Begitu pula status IDM maju yang meningkat tajam dari 2.621 desa pada tahun 2020 menjadi 3.283 desa. 

"Tahun lalu masih terdapat tiga desa tertinggal dan satu desa sangat tertinggal. Tahun ini sudah tidak ada lagi. Hal ini setelah ditetapkan dua desa di Jatim, yakni Renokenongo dan Kedungbendo di Kabupaten Sidoarjo sebagai desa yang tidak memenuhi kriteria pembentukan desa sesuai Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa," kata Gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut. 

Khofifah menegaskan keberhasilan mengentaskan Jatim dari desa tertinggal dan sangat tertinggal menjadi bukti komitmen Pemprov Jawa Timur. Sejumlah program dikeluarkan, yakni program Desa Berdaya dan Paman Desa yang memberikan stimulus permodalan di tingkat desa.

Program Desa Berdaya fokus pada empat aspek utama antara lain menumbuhkan inovasi untuk menggerakkan perekonomian desa berbasis potensi dan sumber daya secara kreatif dan berkelanjutan. 

BACA JUGA: Korupsi PNPM Pedesaan, Perangkat Desa di Mojokerto Ditahan

Kedua, mendorong hadirnya ikon desa yang khas melalui economic branding berbasis inovasi. Ketiga, optimalisasi penggunaan dana desa untuk mendorong pertumbuhan ikon desa yang berdampak pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa. Terakhir, menciptakan praktik keteladanan (good practices) sehingga menjadi sumber inspirasi.

Untuk mendukung program tersebut, Pemprov Jatim telah mengalokasikan anggaran Rp20,1 miliar untuk Paman Desa dengan sasaran 301 BUMDesa. Kemudian anggaran untuk Desa Berdaya senilai Rp15,1 miliar untuk 151 Desa Mandiri

"Keberhasilan ini juga tidak lepas dari kerja keras semua pihak. Maka saya menyampaikan terima kasih kepada para kepala daerah, camat, kepala desa, dan seluruh pendamping desa, serta perguruan tinggi yang telah melakukan pendampingan sehingga tercapainya peningkatan terhadap status IDM di Jatim," katanya.