Logo

Dari Iseng di Halaman Rumah, Petani Hidroponik Jombang Raup Rp8 Juta per Bulan

Reporter:,Editor:

Jumat, 03 October 2025 08:20 UTC

Dari Iseng di Halaman Rumah, Petani Hidroponik Jombang Raup Rp8 Juta per Bulan

Rokhim Azzam menunjukkan sayur pakcoi hasil budidaya hidroponiknya di halaman rumah, Desa Plosogeneng, Kecamatan Jombang, Jumat 3 Oktober 2025. Foto: Taufiqur Rachman/Jatimnet.com

JATIMNET.COM, Jombang - Kisah inspiratif datang dari Rokhim Azzam, pemuda 38 tahun asal Dusun Plosokendal, Desa Plosogeneng, Kecamatan Jombang. Bermula dari sekadar iseng mengisi waktu luang, kini ia sukses membangun usaha budidaya sayuran hidroponik yang menjadi sumber penghasilan utamanya.

"Dulu awalnya karena enggak ada kerjaan. Iseng-iseng belajar hidroponik. Lama-lama malah jadi penghasilan utama," ucap Azzam saat ditemui di kebun hidroponiknya, Jumat, 3 Oktober 2025.

Dimulai empat setengah tahun lalu di halaman rumahnya, kebun sederhana itu kini telah bertransformasi menjadi sumber pasokan sayur sehat yang mampu menembus pasar luar kota. 

BACA: Abah Warsubi Pastikan Program MBG di Jombang Tepat Sasaran

Dihalamannya kini ada dua jenis sayuran andalannya, pakcoi dan selada, berhasil dipasarkan ke berbagai swalayan dan supplier ternama seperti Afco, Bravo, hingga Gema.

"Kalau program Makan Bergizi Gratis (MBG) benar-benar jalan, pasti kebutuhan sayur meningkat. Saya yakin sayur konvensional tidak akan cukup. Di situlah hidroponik bisa ambil peran," paparnya sambil membawa hasil sayurannya.

Menurut Azzam kunci sukses budidaya pakcoi terletak pada konsistensi nutrisi di tandon. Dengan masa panen singkat sekitar 30 hari sejak semai, Azzam membagikan tekniknya.

BACA: Petani Cabai Sumringah, Harga Cabai Stabil Rp25.000 per Kilogram

"Kalau semai itu, 24 jam sudah pecah benih. Lalu ditaruh di tempat teduh 2 hari. Setelah keluar dua daun, baru dipindah ke meja aliran," imbuhnya.

Meski terlihat menjanjikan, usaha hidroponik tetap memiliki tantangan. Jadi kalau hujan dan listrik mati, pompa juga mati, air enggak ngalir. 

"Resiko ini kita harus siaga. Supaya hidroponik tetap subur," terangnya.

BACA: Diduga Jadi Korban Mafia Perizinan, Perusahaan Asing di Jombang Rugi Miliaran

Keberhasilan Azzam tidak hanya menguntungkan dirinya sendiri. Kini ia telah menggandeng 20 titik kebun hidroponik lain yang dikelola warga sekitar, membuka harapan baru bagi terwujudnya Jombang sebagai lumbung sayur sehat berbasis hidroponik.

"Untuk 1 ton pakcoi per bulan dengan harga jual Rp 15 ribu per kilogram untuk pakcoi dan Rp 20-25 ribu per kilogram untuk selada. Dari usaha ini sudah menghasilkan bersih Rp 7-8 juta per bulan.