Logo

CLON Aplikasi Khusus Penyandang Difabel

Belajar Mengajar Siswa SLB Dengan Metode Take and Give
Reporter:,Editor:

Jumat, 10 July 2020 09:00 UTC

CLON Aplikasi Khusus Penyandang Difabel

CLON. Tampilan aplikasi CLON (Claster of Education), aplikasi e-learning bagi penderita Autism Spectrum Disorder (ASD).

JATIMNET.COM, Surabaya - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berinovasi menciptakan karya baru. Kali ini berupa aplikasi e-learning bernama CLON (Claster of Education) dibuat untuk para penderita Autism Spectrum Disorder (ASD).

Terobosan baru tersebut dibuat oleh tim, yakni Hafizh Muhammad Rozaan, Rifqi Nadhif Arrafid, Galih Syifa’ul Ummah, Cahyo Aji Roliono, dan Yohanes Jose Ariawan. Mereka dari mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil dan Departemen Sistem Informasi ITS.

Aplikasi CLON tercipta berdasarkan keresahan akan pembelajaran online yang dilaksanakan di Indonesia sebagai akibat dari pandemi Covid-19, khususnya siswa Sekolah Luar Biasa (SLB).

Ketua tim, Hafizh menjelaskan, masih belum adanya media pembelajaran online yang disediakan untuk siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) dalam mengikuti pembelajaran online di masa pandemi seperti sekarang lah yang menjadi salah satu faktornya.

BACA JUGA: ITS Modifikasi Bilik Sterilisasi Jadi Bilik Tes Swab Covid-19

“Sedang media pembelajaran yang ada sekarang hanya bisa diakses oleh siswa atau mahasiswa normal seperti kita, sedangkan teman-teman kita yang berkebutuhan khusus tidak memiliki kemampuan untuk mengaksesnya,” kata Hafizh, Jumat 10 Juli 2020.

Berangkat dari permasalahan itu, kelima mahasiswa ini membuat aplikasi yang digunakan untuk memfasilitasi kegiatan belajar mengajar pada siswa SLB dengan metode take and give.

Metode ini memungkinkan siswa didik mengerjakan sebuah soal sesuai petunjuk untuk menerapkan perilaku beretika baik di masyarakat yang akan divisualisasikan melalui gambar yang menarik.

“Jadi nantinya akan dipandu kemudian akan diberikan reward atas prestasi yang sudah dicapai. Hal ini membutuhkan koordinasi dengan orang tua agar pembelajaran berjalan,” ia menerangkan.

BACA JUGA: SPERO, Robot Medis Pelayan Pasien Covid-19 Karya UK Petra

Mahasiswa Departemen Infrastruktur Sipil ITS ini mengatakan, aplikasi tersebut terdiri atas empat fitur utama yang sangat berguna untuk keperluan anak-anak SLB selagi mereka belajar dari rumah. Antara lain Learning Journey, Quiz, Pengembangan Diri, dan Social Experience.

Untuk fitur Learning Journey sendiri merupakan fitur yang di dalamnya akan ada pembelajaran harian seperti pengenalan huruf, pengenalan angka, dan pengenalan warna. “Nantinya setelah mereka melakukan tugas pada hari tersebut, siswa akan mendapatkan poin,” ia menambahkan.

Menurut Hafizh, aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur Quiz yang merupakan fitur harian, di mana siswa hanya dapat melakukan ini satu kali sehari. Nantinya siswa akan diberi persoalan mengenai pertanyaan kepribadian, dan setelah melakukannya siswa juga akan mendapatkan reward sebagai apresiasi.

Lalu untuk fitur Pengembangan Diri, dibuat untuk meningkatkan kemampuan visual dari siswa. Nantinya akan terdapat banyak persoalan yang menggunakan gambar-gambar menarik, dengan tujuan untuk meningkatkan kepekaan dari otak kiri siswa.

BACA JUGA: RAISA VERSI TERBARU DILENGKAPI ALAT PENYEMPROT DISINFEKTAN

Sedang fitur Social Experience dimaksudkan untuk mengimplementasikan sikap-sikap positif kepada lingkungan sekitar seperti melakukan tindakan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun). “Hal ini akan membuat anak perlahan semakin memperbaiki emosinya agar stabil pada emosi yang positif,” ia menuturkan.

Ditanya soal keunggulan dari aplikasi yang dibuat, mahasiswa angkatan 2019 ini mengungkapkan bahwa CLON ini belum pernah ada sebelumnya. “Sampai saat ini belum ada aplikasi e-learning yang dikhususkan bagi para penderita ASD, termasuk di dalamnya Tunalaras dan Tunagrahita yang bersekolah di SLB,” ia menandaskan.

Nah, dari aplikasi yang dibuatnya ini, ia dan tim berhasil menyabet satu Gold Medal dari 28 gold medal yang diperebutkan, kala berlomba di ajang International Online Competition Inventions vs Corona yang diselenggarakan oleh International Federation of Inventors’ Association (IFIA). Timnya juga berhasil mengalahkan 202 peserta dari 35 negara yang ikut serta dalam ajang ini.

“Indonesia sendiri mengirimkan tiga tim, yaitu tim saya dari ITS, dan dua tim dari universitas lainnya yakni Universitas Gajah Mada dan Universitas Jenderal Achmad Yani,” ia mengungkapkan.

Melalui inovasi tersebut, pemuda kelahiran Lahat, Sumatera Selatan ini berharap ke depannya aplikasi CLON dapat dikembangkan dan diwujudkan secara nyata. Selain itu, ia berharap aplikasinya dapat membantu anak-anak berkebutuhan khusus dalam mendapatkan pembelajaran secara online selayaknya siswa pada umumnya.