Logo

Cipta Rasa, Siswi SMK PGRI Sooko Bikin Olahan Pepes Bandeng Daun Singkong-Kates

Reporter:,Editor:

Senin, 07 August 2023 05:00 UTC

Cipta Rasa, Siswi SMK PGRI Sooko Bikin Olahan Pepes Bandeng Daun Singkong-Kates

Salah satu guru SMK PGRI Sooko saat menunjukkan hasil karya siswi-nya yakni olahan pepes bandeng daun singkong-kates

JATIMNET.COM, Mojokerto - Sejumlah siswi SMK PGRI Sooko Mojokerto mengolah ikan bandeng dengan tanpa duri yang bisa dinikmati dengan beberapa varian bumbu khas dan diolah dengan cara dikukus atau pepes bersama daun kemangi, belimbing wuluh, dan perpaduan daun singkong-pepaya atau kates.

Uniknya, untuk varian bandeng tanpa duri perpaduan daun singkong-pepaya dan pete ini tak terasa pahit di lidah. Dan cenderung tertutup oleh bumbu-bumbu yang melimpah. Seperti, bawang merah, bawang putih, kemiri, cabai merah besar, dan cabai rawit.

Juanita Mayasari, Guru Tata Boga SMK PGRI Sooko Mojokerto, saat dijumpai mengatakan, menu yang dibuat anak didiknya memiliki dua varian olahan bandeng pepes seharga Rp 40.000 per ekor ini, sejak awal tahun 2023 lalu.

Baca Juga:

1. Buka Peluang Usaha Baru, PNM Bekali Nasabah Pelatihan Menjahit di Mojokerto 

2. Berawal dari Disebut Produk Abal-abal, Warga Mojokerto Berhasil Dapat Lisensi SNI Produksi Helm

"Masakannya namanya pepes bandeng tanpa duri dua varian, pertama daun singkong perpaduan daun pepaya dan pete, gak terasa pahit kok. Dan satu lagi daun kemangi sama belimbing wuluh," katanya, pada Senin 7 Agustus 2023 pagi.

Olahan yang dihasilkan dari keuletan siswi dalam berwirausaha di lingkungan sekolah ini juga tak menggunakan penyedap rasa maupun pengawet. Lanjut Maya, cenderung lebih sehat dan digandrungi konsumen yang sedang menjalankan diet. Atau menghindari makanan berlemak. 

"Kita kelebihannya tidak pakai MSG, tidak ada minyak, dan gak pakai pengawet. Ini cocok untuk orang diet," ucapnya yang mendampingi empat siswi kelas XI melakukan proses pembuatan 15 ekor bandeng cabut duri dua varian rasa di ruang produksi tata boga.

Baca Juga:

1. Menilik Kisah Sukses Pengusaha TTG di Perbatasan Mojokerto, Tembus Timor Leste 

2. Rumah Padat Karya di Sambikerep dan Sememi Kurangi Pengangguran

Maya mengaku, penjualan saat ini masih sebatas di lingkungan sekolah dan hanya beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Mojokerto saja. Diantaranya, Kecamatan Sooko, Kecamatan Bangsal, dan Kecamatan Mojosari.

Nah, bagi kalian yang tertarik untuk mengincipi olahan sehat dan fresh ini bisa langsung datang ke sekolah, sebab ready dalam bentuk Frozen setiap hari. Atau melalui pemesanan online. Pasalnya, saat ini penjualan hanya sebatas dari dari mulut ke mulut. 

"Kita penjualan dari mulut ke mulut dan online via wa. Alhamdulillah sudah banyak kirim ke luar kecamatan juga, yang banyak order memang daerah Mojosari," tutur Maya.

Dua siswi dari SMK PGRI Sooko Mojokerto mengolah ikan bandeng dengan tanpa duri

Kewirausahaan olahan bandeng cabut duri dua varian ini sendiri baru saja dirintis. Tepatnya awal tahun 2023 lalu. Dimana pembuatannya dilakukan oleh empat siswi kelas XI setiap hari dengan target minimal 15 ekor bandeng ukuran sedang di sekolah. 

Sedangkan penjualan, pihak sekolah mewajibkan para guru untuk melakukan promosi dari mulut ke mulut maupun melalui media sosial seperti WhatsApp. Lantaran, nantinya hasil keuntungan dari penjualan ini sendiri diperuntukkan untuk siswa dalam memenuhi biaya praktek.

Bahkan, siswi yang bertugas mencabut duri setiap hari akan diberi upah Rp 4.000 untuk satu ekor ikan bandeng yang dibersihkan durinya. "Sehari produksi minimal 15 bandeng, tiap siswa pun yang bertugas cabut duri akan diberi upah. Jadi benar-benar diproduksi secara profesional lah usahanya," pungkas Maya sembari tersenyum.

Baca Juga: 

1. MeniTemu by ITS Djamoe, Padukan Tradisi Minum Jamu, Sains dan Teknologi

2. Di Tangan Nabila, Limbah Dupleks Menjadi Alat Cap Batik

Bagi para siswa sendiri ini menjadi ajang kemandirian dalam mengelola usaha. Seperti yang dirasakan Adelalia RK (17) dan Nur Ramadhan (17) kelas XI SMKN 1 Puri Mojokerto tersebut. Mereka pun semakin bersemangat ketika mendapatkan tugas mencabut duri saat proses pengolahan bandeng pepes tanpa duri setiap harinya. 

"Kan kalau lagi tugas cabut duri bisa dapat uang tambahan buat bayar SPP, biaya praktek, dan jajan. Soalnya cabut duri satu bandeng dibayar Rp 4.000," ujar Adel.

Adel berharap, usaha yang digelutinya saat sekolah ini dikenal secara luar oleh masyarakat. Baik itu dari luar maupun dalam Kabupaten Mojokerto sendiri. Olahan bandeng pepes tanpa duri ini terbilang kuliner sehat yang tak menggunakan minyak, MSG, dan bahan pengawet.

"Yah semoga bisa dikenal lebih luas lagi. Apalagi inikan dibuat siswa sendiri dan sehat. Tanpa MSG, tanpa minyak, dan tanpa bahan pengawet," pungkasnya.

Reporter: Hasan