
Reporter
Rochman AriefSenin, 1 April 2019 - 03:08
Editor
Rochman Arief
LOGAM MULIA. PT BSI telah melakukan rehabilitasi lahan dengan anggaran Rp 58,6 miliar sepanjang periode 2015-2019. Foto: Dok.
JATIMNET.COM, Malang – Sedikitnya 30,1 hektare lahan tambang emas di kawasan Tumpang Pitu, Banyuwangi, telah direhabilitasi guna mengimbangi intensitas penambangan yang telah dieksploitasi seluas 900 hektare.
Presiden Direktur PT BSI, Adi Adriansyah Sjoekri mengatakan untuk mengimbangi intensitas produksi penambangan, kondisi lingkungan di sekitar lokasi tambang juga terus ditingkatkan.
"Kami (BSI) telah menyelesaikan pembangunan compliant point (titik penataan). Fungsi dari titik penataan ini untuk menangkap sedimen, sehingga tidak terbawa air menuju pantai Pulau Merah,” kata Adi di sela kunjungan di lokasi tambang emas Tumpang Pitu, Senin 1 April 2019.
Adi menerangkan Kementerian Lingkungan dan Kehutanan telah mengambil 2.094 sampel lingkungan selama kuartal akhir 2018 untuk memenuhi persyaratan pengambilan sampel yang diatur oleh peraturan perundangan serta untuk keperluan pemantauan internal atas inisiatif perusahaan.
BACA JUGA: BSI Targetkan Produksi Dua Kali Lipat Tahun Depan
Pada kuartal akhir 2018, BSI telah melakukan kegiatan rehabilitasi yang dimulai sejak 2016 seluas 30,1 hektar. Selain melaksanakan rehabilitasi, BSI juga telah memenuhi kewajiban jaminan reklamasi senilai Rp 58,6 miliar untuk periode 2015-2019.
“Pengelolaan sumber daya alam secara bertanggung jawab, taat hukum dan menerapkan prinsip-prinsip penambangan yang baik merupakan tekad kami. Jika penilaian KLHK, BSI memenuhi ketentuan rehabilitasi dan reklamasi lahan kurang dari 100 persen, pencairan jaminan reklamasi juga disesuaikan persentase yang dicapai,” urai Adi.
Untuk mempertahankan bebagai jenis tanaman asli di kawasan tambang, BSI menggunakan konsep green mining. Ada beberapa tempat persemaian (nursery) sebagai tempat aneka jenis tanaman asli yang nantinya digunakan untuk menghijaukan kembali.
BACA JUGA: BSI Terus Lakukan Pemantauan Lingkungan Operasional
Selain itu, pihaknya terus melakukan penghijauan di lahan-lahan kritis, dengan menabur benih atau menanam berbagai jenis tanaman buah-buahan. Tanaman itu dipilih sebagai upaya memberikan cadangan makanan bagi satwa yang ada di sekitar kawasan tambang.
Selama proses penambangan, menurut Manajer Corporate Communications, PT Bumi Suksesindo, Teuku Mufizar Mahmud, tidak menggunakan air tanah, tetapi menampung air hujan.
"Kami tidak mengambil air tanah. Air hujan selama setahun kami tamping di tiga dam, yang akan menyaring endapan sedimen sebelum dibuang ke sungai. Sementara dam yang mengandung sianida dipakai kembali untuk pelindihan batuan dan tanah,” jelas Mufizar. (ant)