Kamis, 04 July 2019 09:36 UTC
Ilustrasi oleh Cheppy Canggih
JATIMNET.COM, Surabaya – Boeing menyatakan akan memberikan USD 100 juta, atau sekitar Rp 1,4 triliun, dalam beberapa tahun, kepada pemerintah dan organisasi nirlaba, untuk membantu keluarga dan komunitas yang terdampak kecelakaan fatal 737 Max di Indonesia dan Ethiopia.
Kebijakan ini menjadi langkah terbaru untuk memperbaiki gambaran sebagai produsen pesawat terbesar di dunia, yang mengalami kerusakan setelah dua kecelakaan fatal dalam lima bulan yang menewaskan 346 penumpang.
Boeing menjadi sasaran penyelidikan Departemen Keadilan Amerika Serikat dalam pembuatan 737 Max, serta menerima lebih dari 100 tuntutan hukum dari keluarga korban.
Bantuan jangka panjang tersebut diluar dari langkah hukum yang sedang berjalan dan tidak akan berdampak pada proses litigasi, kata juru bicara Boeing.
BACA JUGA: 13 Maskapai Cina Tuntut Boeing Bayar Ganti Rugi Triliunan
Bantuan USD 100 juta, yang lebih kecil dari harga sebuah pesawat 737 Max 8, ditujukan untuk membantu pendidikan dan pengeluaran sehari-hari, dan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di komunitas yang terdampak, kata Boeing.
Keterangan itu tidak menjelaskan organisasi atau otoritas mana yang akan menerima bantuan, dikutip dari Reuters.com, Kamis 4 Juli 2019.
Banyak penumpang Ethiopian Airlines adalah pekerja kemanusiaan atau terlibat dalam program kesehatan, makanan dan lingkungan.
“Jika uang yang dikeluarkan digunakan untuk menunjang pekerjaan para penumpang pesawat itu, maka akan menjadi pengeluaran yang bagus,” kata Justin Green, jaksa yang berbasis di New York, mewakili sejumlah korban Ethiopia.
BACA JUGA: Maskapai Cina dan Norwegia Ajukan Ganti Rugi Pada Boeing
Namun, ia mengatakan jika bantuan yang diberikan tidak akan mempengaruhi upaya hukum yang sedang ditempuh mitranya.
“Apa yang diinginkan oleh keluarga adalah mengapa ini bisa terjadi. Apakah ini bisa dihindari?”.
Anton Sahadi, perwakilan dari keluarga korban Lion Air mengatakan jika keluarga mengapresiasi bantuan sebesar USD 100 juta, namun itu tidak akan menghentikan langkah hukum.
“Kami akan melanjutkan perjuangan di pengadilan,” katanya. “Boeing melakukan ini hanya untuk memperbaiki citra mereka,”.