BKD Jatim Tetap Buka Formasi Dokter Spesialis CPNS 2019

A. Baehaqi

Reporter

A. Baehaqi

Kamis, 3 Oktober 2019 - 00:30

bkd-jatim-tetap-buka-formasi-dokter-spesialis-cpns-2019

Kepala BKD Jawa Timur, Anom Surahno. Foto: Baehaqi Almutoif.

JATIMNET.COM, Surabaya – Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jawa Timur memastikan rekrutmen CPNS tahun ini tetap memasukkan formasi dokter spesialis. Meskipun posisi ini sepi peminat pada seleksi tahun 2018 lalu.

“Tetap kami buka formasi untuk dokter spesialis,” kata Kepala BKD Jawa Timur Anom Surahno saat dikonfirmasi, Rabu 2 Oktober 2019.

Namun syarat pada formasi dokter ini berbeda dari tahun sebelumnya. Salah satunya adalah batasan usia 35 tahun tidak lagi dipakai. Pemerintah mengubah  batasan usia menjadi 40 tahun untuk bisa mendaftar.

“Dokter spesialis batasan usianya 40 tahun. Begitu juga dengan lulusan S2 maupun S3 dan perekayasa, batasan usia maksimalnya menjadi 40 tahun,” ungkap Anom.

BACA JUGA: BKD Jatim Buka Formasi CPNS Tunggu Pelantikan Presiden

Sejauh ini Anom belum bisa memberi gambaran formasi untuk dokter spesialis yang dibuka pada rekrutmen tahun ini. Dia masih menunggu pengumuman resmi dari Kementerian Pendayahgunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB).

Kendati demikian, Anom memastikan 2,165 formasi yang diajukan telah disetujui KemenPANRB. Separuhnya didominasi guru, sisanya terbagi tenaga kesehatan dan tenaga teknis.

“Pengumuman formasi akan dilakukan pada akhir bulan ini. Sedangkan pelaksanaan tes kemampuan dasar diselenggarakan pada Februari 2020, dan tes kemampuan bidang digelar April tahun depan,” bebernya.

BACA JUGA: BKD Jatim Siapkan Anggaran Rp 4-5 Milliar untuk Tes CPNS

Sekadar diketahui, tahun lalu 90 lowongan dokter spesialis dibuka Pemprov Jawa Timur. Namun formasi itu tidak diminati. Diduga syarat usia 35 tahun yang memberatkan dan membuat pendaftar mundur.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur, Kohar Hari Santoso mengakui, ratio dokter umum di Jatim masih jauh dari ideal. Saat ini satu dokter harus melayani sekitar 5.900 masyarakat.

Angka itu jauh dari kata ideal. Sebab, idealnya satu dokter untuk tiga ribuan masyarakat. Sedangkan untuk perkotaan seperti Surabaya jumlah dokter umum masih terpenuhi. “Tapi di Madura itu masih satu banding 10 ribu,” kata Kohar.

Baca Juga