Logo

BI Klaim Ekonomi Semester II Segera Membaik, Jatim Disarankan Perkuat Sektor Ini

Reporter:,Editor:

Kamis, 05 November 2020 04:20 UTC

BI Klaim Ekonomi Semester II Segera Membaik, Jatim Disarankan Perkuat Sektor Ini

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah

JATIMNET.COM, Surabaya - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah optimis kondisi ekonomi Jawa Timur membaik pada paruh kedua tahun 2020. Ia melihat geliat ekonomi terus terjadi disejumlah titik. 

"Potensi geliat ekonomi Jawa Timur juga terlihat pada defisit neraca perdagangan yang terus menyempit, adanya peningkatan aktivitas bongkar muat di Tanjung Perak. Mobilitas masyarakat ke tempat pembelanjaan yang terus meningkat, serta indikator positif lainnya," kata Difi disela membuka 7th East Java Economic (EJAVEC) Forum 2020 tertulis, Rabu 4 November 2020. 

BI, kata dia, terus berkomitmen dalam menjaga resiliensi, mendorong percepatan pemulihan ekonomi dan sosial di tengah Pandemi COVID-19. Salah satunya penyelenggaraan 7th East Java Economic (EJAVEC) Forum pada tanggal 3-4 November 2020.

BACA JUGA: Pertumbuhan Ekonomi Kontraksi di Tahun Pandemi Covid-19, BI Jatim Optimis Pulih

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti dalam keynote speech mengatakan, kontribusi ekonomi Provinsi Jawa Timur terhadap ekonomi nasional mencapai 15 persen. Dengan struktur yang sangat kuat bebasis industri manufaktur, perdagangan, pertanian. 

Dirinya yakin bila dikelola dengan baik menjadi modal dan kunci utama dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional yang berbasis regional. 

Sejauh ini, kata Destry, BI telah memberikan lima dukungan dalam menjaga perekonomian nasional di tengah pandemi Covid-19. Yakni, membuka secara bertahap sektor produktif, potensial dengan mengedepankan protokol kesehatan. Kemudian percepatan realisasi anggaran pemerintah pusat dan pemerintah daerah di sisa tahun 2020.

BACA JUGA: Bank Jatim Bagikan Deviden Rp 723,7 Miliar Sepanjang 2019

Selanjutnya sinergi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil. Lalu optimalisasi restrukturisasi kredit bagi dunia usaha. Terakhir mendorong digitalisasi sistem pembayaran.

Sementara Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia Prof. Suahasil Nazara mengatakan, belanja APBD dan tingkat desa sangat penting untuk mendorong kinerja perekonomian dan pendapatan masyarakat.

Pada tahun ini, anggaran transfer ke daerah dan dana desa (TKDD), mencapai hampir sepertiga dari total anggaran belanja negara di APBN. Ia berharap, anggaran transfer dan dana desa dapat mendukung perputaran perekonomian di daerah. 

"Pencairan dana tersebut pun dapat dimanfaatkan untuk mendorong masyarakat belanja dan pelaku usaha serta UMKM untuk dapat berproduksi kembali," kata dia.