Senin, 21 January 2019 10:35 UTC
Tiga SMA Unggulan Haf-Sa, Zainul Hasan Genggong, Probolinggo berhasil menyabet juara pertama di ajang "PCCST International Science Fair" di Thailand. Foto: Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo –Produk beras analog karya tiga siswa SMA Unggulan Haf-Sa, Zainul Hasan Genggong, Probolinggo berhasil menyabet juara pertama di ajang Thailand International Science Fair 2019.
Mereka menyisihkan 26 tim dari 4 negara di Asia Tenggara, yakni Thailand, Malaysia, Vietnam dan Indonesia. Di kompetisi ini, Indonesia mengirim 16 Tim. Tim asal SMA Unggulan Haf-Sa, Zainul Hasan Genggong diisi Kamsiyah Naili, Nanik Nur Laila, Cahyaning Fitrialy Aisyah, dan guru pembina Yenny Rahma.
Produk yang dibawa santriwati Ponpes Zainul Hasan Genggong yakni 'Beras Analog', yang berkhasiat untuk mencegah kanker dan diabetes ini menyabet dua piala sekaligus. Juara pertama ketika kompetisi di Provinsi Phatthalung, dan juara kedua saat berkompetisi di Provinsi Satun, Negara Thailand.
Menurut Kamsiyah Naili, Beras Analog tersebut terbuat dari bahan-bahan alami yang mudah didapatkan di daerah Probolinggo, yaitu suwek (sejenis umbi-umbian), daun kelor, dan tepung sagu.
BACA JUGA: Jokowi Pastikan Stok Beras Terjaga
Proses pembuatannya, ketiga bahan tadi dihaluskan dengan mesin penggiling. Setelah semuanya halus, kemudian dicampurkan dalam satu wadah dengan perbandingan 70 persen suwek, 7 persen daun kelor dan 30 persen tepung sagu.
Lalu ditambahkan air dan diaduk hingga menyatu dan sedikit memadat menjadi sebuah adonan. Setelah itu, adonan beras analog itu dipress menggunakan mesin pencetak, sampai berbentuk buliran beras.
Buliran-buliran beras analog yang sudah jadi kemudian dikeringkan hingga mengeras menggunakan open.
“Untuk proses memasak beras analog, hampir sama dengan memasak beras pada umumnya. Namun bedanya, terletak pada teknik memasaknya yang menggunakan cara dikukus,” kata Kamsiyah Naili, Senin 21 Januari 2019.
BACA JUGA: Bulog Probolinggo Gelontor Beras 49,5 Ton
Ia menambahkan, kalau soal rasa hampir sama dengan beras pada umumnya, namun sedikit lebih hambar. Tapi kalau kandungan vitamin dan gizinya lebih tinggi dan rendah kadar gulanya.
Pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong, KH. Moh. Hasan Mutawwakil 'Alallah sangat mengapresiasi karya tiga santriwatinya tersebut. Selain menjuarai karya ilmiah internasional, beras analog karya santriwatinya sangatlah berguna bagi masyarakat.
"Syukur alhamdulillah karya santriwati ini membanggakan, dan menjadi kado istimewa bagi Ponpes Zainul Hasan yang kini telah berusia ke 180 tahun. Saya harap, santri tak hanya diinstal imannya tapi juga akhlaknya agar ilmu yang mereka dapat bermanfaat," paparnya.