Logo

Berangkat Bawa Sampah, Pulang Saldo Tabungan Bertambah 

Reporter:,Editor:

Kamis, 26 August 2021 07:40 UTC

Berangkat Bawa Sampah, Pulang Saldo Tabungan Bertambah 

Proses pemilahan sampah yang dilakukan petugas Bank Sampah Banyuwangi, Kamis 26 Agustus 2021. Foto: Ahmad Suudi

JATIMNET.COM, Banyuwangi - Berawal dari berangkat mengumpulkan barang bekas, warga Banyuwangi justru mendapatkan pundi-pundi rupiah yang menggiurkan. Tak tanggung-tanggung, nilainya mencapai Rp 300 ribu dalam kurun waktu sebulan.

Hal itu dialami Putri Mahadewi. Ia kali ini dengan membawa buku tabungan, bersampul putih warga Kelurahan Singotrunan, Banyuwangi, berdiri itu di depan loket Bank Sampah Banyuwangi.

Setidaknya sebulan dua kali dia datang ke bank sampah milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi itu, untuk memperbarui catatan buku tabungannya.

Saldo tabungannya akan bertambah sesuai konversi nilai sampah yang dikumpulkannya di Warung Nasi Goreng Karisma, di Kelurahan Lateng, Banyuwangi, milik keluarganya. Sampah berupa botol plastik dan kardus dia bawa sendiri atau bila terlalu banyak akan diambil petugas bank sampah menggunakan kendaraan roda tiga tanpa dikenakan biaya.

Baca Juga: Patuhi PPKM, Kelompok Emak-emak Kerjakan Kerajinan Daur Ulang Sampah di Rumah

Putri mengatakan telah menjadi nasabah bank sampah yang berlokasi di Kelurahan Penganjuran, Banyuwangi, itu sejak tahun 2017. Dia mengaku telah merasakan manfaat dari rutinitasnya memilah sampah organik, unorganik dan plastik, kemudian menyetorkannya ke bank sampah.

Dia mengaku paling banyak bisa mendapatkan Rp300 ribu per bulan dari rutinitasnya menabung dengan sampah tersebut. "Karena daftarnya tanpa biaya dan sampah kita diterima. Karena nabung disini dapat keuntungan, dan dapat kebersihan, rumah lebih rapih dan bersih tanpa sampah berserakan," kata Putri, Kamis 26 Agustus 2021. 

Hal yang sama disampaikan Gisna Mutiara Nabila, warga Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Kalipuro, yang baru pertama menabungkan sampahnya ke Bank Sampah Banyuwangi. Ia dapatkan edukasi pemilahan dan pengolahan sampah dari sebuah acara kerelawanan terkait pengelolaan sampah. 

Gisna langsung berupaya memanajemen pembuangan sampah di rumahnya dengan memasang tiga keranjang sampah untuk jenis yang berbeda dan menabungkan hasilnya ke Bank Sampah Banyuwangi. Dia mengaku upayanya itu mendapatkan dukungan dari keluarga sehingga tidak mendapatkan kendala.

Baca Juga: Berikut Cara DKRTH Surabaya Tangani Sampah Rumah Tangga Masker

"Manfaatnya lebih hemat sampah, karena sebelumnya sering beli barang sekali pakai, sekarang ngurangi barang sekali pakai yang seperti itu. Lalu di bank sampah ini dapat uang, walau sedikit tapi bisa ditabung," kata Gisna.

Koordinator Bank Sampah Banyuwangi Agus Supriyadi mengatakan pihaknya tengah mengembangkan program Banyuwangi Giat Keliling (Bagiak) dimana petugasnya siap menjemput sampah masyarakat nasabah. Dengan demikian masyarakat yang melaksanakan kerja di rumah atau work form home (WFH) bisa beraktivitas memilah sampah mereka sendiri yang akan dijemput petugas untuk konversi saldo tabungan. 

Dia mengatakan kawasan yang dilayani program Bagiak ini meliputi enam kecamatan, yakni Banyuwangi, Kelipuro, Giri, Glagah, Licin hingga Kabat.

Dia mengatakan bila ada sampah yang lokasinya lebih jauh dan memungkinkan diambil, akan diangkut kendaraan roda empat. "Cukup di rumah kagiatan ekonomi kegiatan lingkungan bisa dilakukan dengan program Bagiak ini," kata Agus.

Baca Juga: DPRD Jatim Ingin Pengolahan Sampah Jadi Energi Listrik Lebih Diperbanyak

Menurutnya program ini akan mampu membantu sebagian warga yang harus tinggal di rumah karena pembatasan aktivitas. Lantaran dengan memanfaatkan barang bekas kegiatan rumah tangga sendiri yang telah mereka bisa mendapatkan tambahan uang tabungan.

Dari daftar harga yang tertera, kertas bekas dihargai Rp1.000 hingga Rp3.500 per kilogram, botol air mineral hingga Rp6.300, dan logam tembaga Rp42 ribu per kilogram. Kaset CD pun diterima dengan harga Rp1.400 per kilogram, dan CPU atau monitor bekas dihargai Rp25 ribu per kilogram. 

"Dengan program Bagiak ini, ada sinergitas dimana semua pihak, termasuk masyarakat, ikut berkontribusi akan pentingnya pengelolaan sampah," kata Agus lagi.