Selasa, 16 July 2019 01:28 UTC
LINDUNGI PETANI. BEM meminta pemerintah serius melakukan tata kelola industri garam untuk melindungi petani. Foto: ZUlkiflie.
JATIMNET.COM, Surabaya – Puluhan anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang mengklaim berasal dari perguruan tinggi di Jawa Timur mendesak pemerintah membatalkan impor garam yang kini diduga mencapai 2,7 juta ton.
“Impor ini mematikan garam lokal,” kata Koordinator BEM Nusantara Pulau Jawa, Cahya Nugraha usai audiensi dengan DPRD Jawa Timur, Senin 15 Juli 2019.
Menurut Cahya, impor garam hanya menguntungkan industri. Sementara para petani yang sedang panen garam harus gigit jari, karena produksinya tidak terserap. Padahal di musim panen seperti saat ini seharusnya petani bisa menikmati hasil.
“Kami juga berharap pemerintah dapat memperbaiki harga, setidaknya menentukan harga penjualan pokok (HPP) garam. Saat ini, harga garam anjlok mencapai Rp 300 per kilogram. Kasihan para petani garam,” urainya.
BACA JUGA: Petani Garam Probolinggo Tolak Impor Garam Saat Panen Raya
Di tempat sama, anggota DPRD Jatim, Zainul Lutfi berjanji meneruskan aspirasi mahasiswa ke pemerintah. Dia mengakui masalah impor garam selalu terjadi tiap tahun. Penyebabnya, Lutfi menilai, belum ada solusi konkret untuk meningkatkan kuantitas maupun kualitas garam lokal.
“Mau tidak mau, dampak impor akan berhubungan langsung dengan masyarakat. Potensinya, 5-10 tahun akan seperti ini terus," kata Lutfi.
Dia juga berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan sesuai data. Berdasarkan data yang dipegangnya, defisit garam industri mencapai 2,7 juta ton. Sementara kebutuhan nasional mencapai 3,8 juta ton garam per tahun. Adapun produksi garam lokal hanya 1,1 hingga 1,2 juta ton.
BACA JUGA: Produksi Garam Probolinggo Naik Dua Kali Lipat
“Konstruksi program seharusnya berbasis data. Kalau data salah, maka programnya pun salah. Untuk itu, data tersebut perlu dipastikan,” kata Anggota Komisi B DPRD Jatim tersebut.
Dia juga berharap pemerintah harus menyiapkan solusi untuk meningkatkan kualitas garam agar memiliki kualitas setara dengan garam impor.
Sekadar diketahui, tahun ini pemerintah memutuskan mengimpor 2,7 juta ton garam untuk kebutuhan industri. Impor sebanyak itu dilakukan pemerintah untuk mencukupi kebutuhan garam nasional yang mencapai 3,8 juta ton.
Impor tersebut cenderung meningkat dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2017 impor garam tercatat 2,55 juta ton. Impor membengkak sebesar 2,72 juta, dan stabil pada tahun 2018 dan 2019.