Logo

Bazaar Tempoe Doeloe Jadi Ajang Kolaborasi Kelurahan Rungkut Kidul dan UWIKA

Majukan Jejamuan dan Jajanan Tradisional UMKM di Kota Surabaya
Reporter:

Sabtu, 17 December 2022 02:20 UTC

Bazaar Tempoe Doeloe Jadi Ajang Kolaborasi Kelurahan Rungkut Kidul dan UWIKA

Suasana Bazaar Tempoe Doeloe di SWK Rungkut Kidul.

JATIMNET.COM, Surabaya - Kecamatan Rungkut adalah salah satu wilayah yang memberikan kontribusi dalam menjadikan Surabaya sebagai kota yang memiliki ciri dengan keanekaragaman sentra jajanannya.

Sementara Kelurahan Rungkut Kidul sebagai bagian di dalamnya Kecamatan Rungkut juga turut membawa peran yang sama sekaligus menjadi beban tersendiri di saat kelurahan ini harus memiliki daya saing.

Yakni antara kelurahan-kelurahan lainnya di kecamatan secara khusus dan di Surabaya pada umumnya. Kelurahan ini pun berharap sekali dapat mengembangkan potensi produk unggulan yang sampai saat ini belum terpetakan dengan baik.

Bahkan, banyak kelurahan di Kecamatan Rungkut yang mengunggulkan jajanan tradisional, namun jajanan tradisional yang seperti apakah yang harus dikembangkan oleh Rungkut Kidul?

Baca Juga: Gebyar Tari dan Bazar Makanan Ramaikan Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan

Perlu diketahui, beberapa potensi jajanan tempo dulu sebenarnya telah ada dan tersebar di RW 2 dan RW 8. Di sisi yang lain, pemanfaatan buah naga dan buah mentega juga ditemui dengan mengunggulkan perkebunannya berbasis energi terbarukan serta manajemen limbah di RW 9.

Menariknya, RW 9 ini pun juga pernah memenangkan program kampung iklim. Kampung ini juga memiliki kelebihan seperti tersedianya sentra wisata kuliner (SWK) yang posisinya di samping kelurahan.

Posisi ini setidaknya menandakan bahwa Pemerintah Kota Surabaya serius dalam memfasilitasi warga masyarakat di sini untuk mengembangkan ekonomi mandirinya. Namun, hal ini masih perlu dikembangkan lebih lanjut dengan program-program kreatif yang berkelanjutan.

Atas dasar maksud itulah, beberapa kegiatan pun diadakan guna semakin memperkuat daya saing Kampung Rungkut Kidul menjadi bangkit dan berdaya dengan kekhasan yang dimilikinya.

Baca Juga: Eri Cahyadi Dorong Majelis Taklim di Surabaya Jadi Motor Penggerak UMKM

Kegiatan tersebut adalah “Bazaar Tempoe Doeloe” yang diadakan pada 17 Desember 2022 dan disusul kemudian dengan workshop bagi warga. Workshop yang pertama berupa talkshow di tengah kegiatan bazaar dengan maksud menginspirasi kembali para warga bahwa akulturasi budaya berpotensi mendukung sosial ekonomi kerakyatan jajanan dan jejamuan tempo dulu.

"Jadi memang benar jejamuan dan jajanan jadul ini menjadi sesuatu yang sebenarnya nggak perlu dikesampingkan karena ini enak dan sehat, tidak banyak macem-macemnya (pengawetnya), dan disukai oleh masyarakat banyak," kata koordinator acara Agus Irian, 17 Desember 2022.

Workshop berikutnya akan berlangsung pada hari Selasa - Kamis, yakni pada 20-22 Desember 2022 berturut-turut untuk memetakan potensi lingkungan di era digital, potensi eduwisata dan tata kelolanya serta akhirnya bagaimana Rungkut Kidul menjadi bangkit dengan membuat model bisnis yang tepat.

"Tujuan kami ini sebenarnya embrio untuk mengentaskan ekonomi kerakyatan. Jadi ada geliat dari para UKM untuk menumbuhkan ekonomi yang ada saat ini, baik untuk kepentingan pribadi maupun secara keseluruhan," kata Agus mengungkapkan.

Sebagai informasi, kegiatan ini merupakan upaya kolaborasi antara Ditjen Diktiristek (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi) melalui Universitas Widya Kartika (UWIKA) dengan Pemerintah Kota Surabaya, terkhusus Kelurahan Rungkut Kidul.

"Hal ini sejalan dengan maksud UWIKA untuk mengaplikasikan hasil risetnya, khususnya di hal Design Thinking dan Business Model Canvas (BMC) untuk dapat turut membantu masyarakat Rungkut Kidul agar bangkit menjadi kampung yang mandiri dan sejahtera dengan mengunggulkan jajanan dan jejamuannya yang berbasis lingkungan menuju program kampung iklim, seperti yang didambakan para warganya," kata perwakilan UWIKA Hudi Hermanto memungkasi.