Logo

Banyak Perajin Mebel Antik di Situbondo Tutup Akibat Pandemi

Reporter:,Editor:

Jumat, 19 March 2021 06:20 UTC

Banyak Perajin Mebel Antik di Situbondo Tutup Akibat Pandemi

Rumah Kuno: Kerajinan rumah kuno khas Situbondo didesain ulang perajin mebel antik. Foto: Hozaini

JATIMNET.COM, Situbondo - Banyak perajin mebel antik di Situbondo gulung tikar akibat pademi Covid-19. Ada separuh dari jumlah perajin mebel antik yang terdaftar tak lagi beroperasi lantaran sepi pembeli.
           
“Anggota paguyuban kami yang terdaftar sebanyak 30 perajin mebel antik dan separuhnya sudah tutup terkena dampak pandemi virus Corona,” kata Ketua paguyuban perajin mebel antik Situbondo, Dwihayu Bagus Susatyo, Jumat, 19 Maret 2021

Menurut Bagus, banyak perajin anggotanya gulung tikar karena tidak bisa menjual hasil produksinya. Bagus sendiri mengaku menjadi perajin mebel antik sejak tahun tahun 2000. Saat ini, ia tetap bertahan meski harus menghentikan sebagian besar pekerjanya.

Baca Juga: Perajin Kayu di Jatim Kalah Bersaing Desain dan Finishing Produk

“Dulu (sebelum pandemi) karyawan saya sekitar 50 orang. Sekarang saya hanya mempekerjakan tiga orang karena sepi pembeli,” ujarnya.

Bagus menjelaskan, penjualan produksi mebel antik menurun drastis setahun terakhir ini. Sebelum pandemi pendapatannya bisa mencapai Rp. 150 juta per bulan, namun sekarang omzetnya turun sekitar 75 persennya.

“Sebelumnya pandemi saya mengekspor kerajinan mebel antik ke beberapa Negara di Eropa dan Amerika. Barang-barang antik yang di ekspor semuanya bahan bekas yang didaur ulang. Jadi kerajinan kami ramah lingkungan,” ujarnya.

Baca Juga: Ekspor Furnitur Jatim Meningkat Kembali dan Tembus Mancanegara

Menurutnya, saat ini dirinya memilih memproduksi kerajinan rumah antik yang didesain ulang. Seperti rumah kuno tabing tongkok yang merupakan rumah asli masyarakat Situbondo. “Saya belum pernah jual rumah seperti ini, tapi beberapa teman sudah menjualnya seharga Rp. 70 sampai 90 juta,” ia menguraikan.

Bagus menyambut baik rencana Unit Pelayanan Terpadu  (UPT) Industri Kayu dan Produk Kayu Disperindag Provinsi Jawa Timur, yang ingin memberikan pendampingan berupa pendidikan dan pelatihan desain dan finishing produk. Dengan pelatihan tersebut diharapkan akan meningkatkan produktivitas perajin mebel. 

Saat ini banyaknya perajin mebel tutup  dan jumlah pengangguran bertambah. “Saya bersyukur kalau ada pendampingan terhadap perajin kayu agar kedepan produk mebel Situbondo bisa bersaing di pasaran,” ia memungkasi.