Logo

Banjir di Mojokerto, Pemkab Usulkan 3 Solusi ke BBWS dan PJT

Reporter:,Editor:

Jumat, 07 February 2020 08:01 UTC

Banjir di Mojokerto, Pemkab Usulkan 3 Solusi ke BBWS dan PJT

Lembaga Penaggulangan Bencana Indonesia Nahdatul Ulama (LPBI-NU) membersihkan Dam Sipon yang disebut sebagai pemicu Banjir dua dusun di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Foto: Karin

JATIMNET.COM, Mojokerto -  Luapan banjir Sungai Avour Watudakon, di Dusun Tempuran dan Bekucuk, Desa Tempuran, Kabupaten Mojokerto sudah memasuki hari keenam belum juga surut. Pemerintah setempat sendiri mengajukan tiga langkah ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Perusahaan Umum Jasa Tirta (PJT).

"Kita akan meminta segera normalisasi sungai Watudakon dan peninggian tanggul yang tidak bisa ditunda lagi. Terlebih sesuai penjelasan staf PUPR, bahwa BBWS pada tahun 2020 sudah menyediakan anggaran dan saat ini sedang proses lelang," kata Ketua BPDB Kabupaten Mojokerto Moch. Zaini, Jumat 7 Februari 2020.

Tak hanya itu, pihaknya dan instansi terkait juga minta PJT untuk membuat filter sampah sebelum pintu Dam Sipon. Selanjutnya segera menyediakan petugas penjaga pengaman pendamping pembersih  pemeliharaan Dam Sipon.

BACA JUGA: Banjir di Mojokerto, Warga Mulai Kekurangan Air Bersih

Meski sebelumnya pemerintah terkait sudah melakukan solusi jangka pendek yakni pembersihan pintu Dam Sipon dari sampah maupun sedudah. Namun, tidak ada pengaruh yang berarti, ketinggian air di rumah warga surutnya tetap lambat.

"Karena tidak ada penurunan debit air, Kamis 6 Februari 2020 kemarin, disepakati meminta pada PJT Lengkong untuk segera mengambil langkah. Yakni, mengurangi aliran air dari Jombang yang menuju Sungai Watudakon karena kondisi sungai penuh sendimen dan khusus masuk wilayah Mojokerto tepatnya di Desa Tempuran tidak ada tanggul," paparnya.

PJT Lengkong sekitar pukul 24.00 WIB telah melakukan pengurangan debit air dari hulu Melican kanan, dan juga mengurangi hulu Avour Sentul.

"Hasilnya dapat diketahui bahwa banjir di Tempuran alami surut, yang semula air dijalan 40-50 centimeter menjadi 20-30 centimeter. Semoga semakin menurun, sebab kendala lain adanya hujan lebat di lokasi sehingga menambah lambatnya proses penurunan air di rumah warga," katanya.