Sabtu, 04 October 2025 10:00 UTC
, Salah Satu Penampilan Peserta Lomba Menyanyi di Jembatan Kaca Bromo, Foto: Zulafif.
JATIMNET.COM, Probolinggo – Puluhan siswa dari jenjang Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar (SD) se-Kabupaten Probolinggo unjuk gigi di lomba menyanyi lagu anak-anak dari album KICAU (Karya Cipta Lagu Pembelajaran Anak Usia Dini), Sabtu, 4 Oktober 2025.
Mereka tampil dengan penuh percaya diri di panggung terbuka Amphiteater Jembatan Kaca Seruni Point, kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Kabupaten Probolinggo.
Latar belakang panorama Gunung Bromo, suasana sejuk dan alami menambah semangat para peserta dalam menyanyikan lagu anak-anak yang penuh keceriaan dan pesan moral.
Selain menampilkan kemampuan vokal, para peserta juga menunjukkan kreativitas dalam pemilihan busana dan ekspresi panggung.
Beberapa di antaranya mengenakan pakaian adat, sementara lainnya tampil dengan kostum profesi seperti dokter cilik, pilot, dan polisi kecil.
BACA: Tari Sodor dan Jimat Klontongan Meriahkan Hari Raya Karo di Lereng Bromo
Penampilan mereka dalam rangka mendukung kegiatan bertajuk “Harmoni Lagu Anak Indonesia: Ceria dan Berbudaya” yang digelar oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen)
Tujuannya, menghidupkan kembali semangat lagu anak-anak di tengah maraknya konsumsi musik orang dewasa oleh generasi muda.
Sasfa, salah satu peserta lomba menyanyi lagu anak mengaku antusias mengikuti kegiatan tersebut meski sempat merasa gugup saat tampil.
“Sempat deg-degan pas nyanyi lagu kendaraan darat. Seru banget ikut lomba ini, walau baru pertama kali,” ungkapnya.
Kegiatan ini turut menghadirkan penyanyi sekaligus ikon lagu anak-anak Indonesia, Ria Enes sebagai salah satu juri. Dalam kesempatan itu, Ria memberikan apresiasi terhadap keberanian dan semangat para peserta.
Ia menilai kegiatan tersebut merupakan momentum penting untuk membangkitkan kembali eksistensi lagu anak-anak di Indonesia.“Kami berharap lagu-lagu anak bisa kembali dikenal luas dan menjadi bagian dari keseharian anak-anak. Lagu yang sesuai usia sangat penting untuk membentuk karakter dan imajinasi positif. Peran orang tua dan guru menjadi kunci dalam mendukung hal ini,” ujarnya.
BACA: Menelusuri Jejak Leluhur Suku Tengger di Kaki Gunung Bromo
Sementara itu, Direktur Guru PAUD dan Pendidikan Non-Formal (PNF) Kemendikdasmen Suparto, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk counter naratif terhadap fenomena dominasi lagu orang dewasa di ruang anak-anak.
“Kami menyadari bahwa banyak anak-anak saat ini lebih mengenal lagu-lagu orang dewasa dibanding lagu anak. Karena itu, kami telah menyiapkan 40 lagu anak dalam dua volume, masing-masing berisi 20 lagu dengan tema sains, numerasi, karakter, dan lingkungan,” jelas Suparto.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa lagu-lagu tersebut akan digunakan sebagai media pembelajaran kreatif di jenjang TK dan SD awal.
Suparto menegaskan bahwa sosialisasi lagu anak akan terus diperluas melalui berbagai kanal, termasuk media sosial dan platform digital, agar dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas.
“Kami berharap upaya ini dapat menumbuhkan kembali budaya mendengarkan lagu anak, baik di rumah maupun di sekolah,” tambahnya.