Logo

Azyumardi Azra: Indonesia Gambaran Surga di Kitab Suci

Reporter:

Jumat, 25 January 2019 04:30 UTC

Azyumardi Azra: Indonesia Gambaran Surga di Kitab Suci

Azyumardi Azra bersama Staf Ahli Menteri Agama Oman Fathurahman dan putri mendiang Gus Dur, Inayah Wahid sebagai narasumber dalam talkshow "Moderasi Beragama untuk Kebersamaan Umat" di Jakarta, 24 Januari 2019. Foto: Kemenag.go.id

JATIMNET.COM, Jakarta - Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra menyebutkan empat tahun terakhir kasus kekerasan dan intoleransi di Indonesia menurun.

Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara pada talkshow bertajuk "Moderasi Beragama untuk Kebersamaan Umat", di Jakarta, Kamis 24 Januari 2019.

"Meskipun kasus intoleransi masih ada, tapi skalanya sangat kecil. Tidak seperti 10 tahun yang lalu," kata Azra.

Menurut dia, bangsa Indonesia harus bersyukur karena sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar Indonesia, yang senantiasa dapat memelihara kedamaian dan dapat besanding dengan agama lain.

"Sebagai The Largest Moslem Country, Indonesia sangat beruntung. Karena Indonesia menjadi salah satu negara dari sedikit negara berpenduduk muslim terbesar, tapi paling aman," ujarnya seperti dikutip dari laman Kemenag.go.id.

Ia mengatakan dengan kondisi sosial masyarakat yang aman dan damai, umat beragama di Indonesia dapat dengan tenang melaksanakan aktivitasnya, termasuk beribadah. "Ini bukan hanya harus disyukuri oleh umat muslim. Tapi juga oleh umat yang lain," ujarnya.

BACA JUGA: Kemenag Cetak 5.000 Kiai Baru

Ia menambahkan bahwa rasa syukur tersebut harus diimplementasikan dengan terus menjaga Indonesia. Menurutnya, Indonesia ini adalah gambaran surga yang ada di Kitab suci.

Kekayaan alam yang melimpah, serta masyarakat yang hidup tentram damai dalam keragaman, menurut Ayzumardi, laiknya gambaran tentang surga.

Maka sebuah kewajiban bagi masyarakat Indonesia untuk menjaga kondisi tersebut. "Salah satunya dengan menjaga moderasi beragama," katanya.

Azra juga mengatakan negara ini beruntung memiliki warisan nilai Islam  (Islamic legacy) yang menjaga agar tercapai moderasi itu. Karena, bicara tentang moderasi beragama di Indonesia, maknanya adalah Moderasi Islam. Ini karena jumlah penganut agama Islam terbesar di Indonesia.

"Kita harus bersyukur, dan berterima kasih pada ormas yang menjaga moderasi Islam atau yang dikenal dengan wasathiyah Islam itu. Meskipun masing-masing ormas memiliki bahasanya sendiri," kata Azra.

Karena itu, kata dia, menjadi kewajiban mayarakat semua untuk membangun moderasi beragama melalui vernakularisasi Indigenisasi, dan kontekstualisasi.

"Jadi, tidak lagi menjadi sesuatu yang asing. Karena itu, dalam penampilan budayanya, Islam Indonesia jauh berbeda dengan Islam Arab," jelasnya.

Pada talkshow yang merupakan rangkaian kegiatan Rapat Kerja Nasional Kementerian Agama 2019, ia menyampaikan pandangannya tentang "Tantangan dan Masa Depan Moderasi Beragama dalam Peta Geo Sosial Politik".