Kamis, 24 February 2022 23:00 UTC
Ilustrasi penyebab hujan es dari awan Cumulonimbus. (sumber: BMKG)
JATIMNET.COM, Surabaya - Masyarakat baru-baru ini dihebohkan dengan fenomena alam, turunnya hujan es yang sangat jarang terjadi di Indonesia.
Merespon hal tersebut, peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim ITS Dr. Ir. Amien Widodo memberikan penjelasan sebab fenomena alam ini dapat terjadi di Indonesia.
Ia menerangkan, hail atau yang lebih dikenal dengan hujan es oleh masyarakat terjadi karena awan Cumulonimbus (Cb) yang sangat besar dan gelap seperti bentuk jamur.
Awan yang sering muncul dari awal hingga di akhir musim penghujan ini dapat menyebabkan hujan es karena aliran udara ke bawah yang cukup tinggi. “Dengan didukung suhu permukaan yang rendah, hujan yang akan turun bisa berbentuk butiran es,” kata Amien.
Baca Juga: Waspadalah! Berikut Bahaya Hujan Es bagi Lingkungan
Selain hal tersebut, awan Cb juga dapat membawa angin puting beliung yang sangat kencang. Menurutnya, hal ini yang memperburuk akibat dari hujan es yang kerap terjadi belakangan ini di Indonesia. “Hujan es ini bukan kali pertama terjadi di Indonesia, kondisinya semakin parah karena semakin banyak titik yang mengalami hal ini,” ia mengungkapkan.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyatakan perubahan iklim telah nyata terjadi di seluruh dunia. Efeknya adalah kondisi di permukaan bumi akan semakin ekstrem jika terus dibiarkan, termasuk terjadinya angin puting beliung bahkan hujan es yang sebelumnya sangat jarang terjadi di Indonesia.
“Hal ini yang perlu mendapat perhatian serius oleh semua orang, karena hujan es termasuk buntut dari perubahan iklim tersebut,” ia menjelaskan.
Baca Juga: Hujan Es Terjadi di Kabupaten Madiun, Ini Penyebabnya
Mengingat perubahan iklim yang telah terjadi, hujan es sangat berpotensi menjadi bencana alam dari yang sebelumnya hanya fenomena alam biasa. Amien menyebut hujan es yang berukuran besar dan lebih padat dapat membawa kerusakan bagi masyarakat seperti pecahnya kaca atau genting rumah.
“Namun, angin puting beliung yang datang bersamaan dengan hujan es yang lebih harus diwaspadai karena bersifat lebih merusak,” ia menandaskan.
Sayangnya, hujan es yang terjadi tidak dapat diprediksi secara pasti akan terjadi kapan dan di mana, sehingga masyarakat tetap harus waspada terlebih saat musim penghujan. Hal ini karena tidak selalu awan Cb membawa angin puting beliung dan menurunkan hujan es. “Konstruksi harus lebih disiapkan untuk menghadapi hujan es yang disertai dengan angin puting beliung,” ia mengingatkan.
