Sabtu, 21 December 2019 02:30 UTC
Kegiatan Trauma healing di SDN Keting 02 yang salah satu atap kelasnya ambruk pada akhir pekan lalu.. Foto: Dok
JATIMNET.COM, Jember - Dalam sebulan terakhir ini, Desember 2019 terdapat dua sekolah atap sekolah runtuh di wilayah Kabupaten Jember. Seperti di SDN Keting 02 Kecamtan Jombang, dan SDN Selodakon 03, Dusun Tegalparon, Desa Selodakon, Kecamatan Tanggul.
Mengenai insiden tersebut tanggapan dari Kepala Bidang (Kabid) SD Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Jember, Sri Kantono, sangat mencengangkan. Dia menilai musibah itu menyimpan positif lain, yakni membuat siswa bisa merasakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di luar ruangan.
"Ini bisa menjadi momentum, di mana ambruknya atap kelas yang kita anggap sebagai musibah, bisa dimanfaatkan untuk mengadakan KBM di luar kelas," ujar Sri usai meninjau lokasi SDN Keting 02 yang salah satu ruang kelasnya mengalami atap ambruk.
BACA JUGA: Lagi, Atap Gedung SDN di Pelosok Jember Ambruk
Dispendik, lanjutnya, tidak berpangku tangan atas peristiwa tersebut. Proses pemulihan trauma (trauma healing) terus dilakukan agar siswa di SDN Keting 02 bisa kembali ceria seperti sedia kala. Hal ini agar hak anak untuk tetap memperoleh akses pendidikan tetap terpenuhi. "Yang penting, proses KBM tetap berjalan lancar," kata Sri.
Agar proses trauma healing lebih efektif, Dispendik akan bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak serta Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Jember, serta Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Cabang Jember.
"Kegiatan kita ini adalah agar anak-anak secara perlahan bisa melupakan kejadian ambruknya atap kelas. Sehingga mereka bisa tenang belajar di kelas nantinya," ujar Kepala DP3AKB Jember, Nur Cahyoadi dalam kesempatan yang sama.
BACA JUGA: Atap Ambrol, Siswa SDN Keting 02 Jember Pindah Belajar
Proses yang melibatkan treatment psikologi itu, akan dilakukan selama beberapa hari dan berkelanjutan. Setiap anak, akan memiliki kondisi yang berbeda. "Tergantung dari assasment para psikolog. Nanti akan diketahui, siswa mana saja yang membutuhkan pendampingan lebih lanjut dari para psikolog," papar Cahyo.
Jika nantinya profiling menunjukkan anak-anak sudah tidak memiliki trauma berat, maka kegiatan trauma healing bisa dilanjutkan oleh para guru yang ada di sekolah. Meski demikian, pelibatan psikolog dalam trauma healing di SDN Keting 02 ini nantinya tidak dilakukan setiap hari.
"Nanti ada jadwal bersama dengan para psikolog. Karena DP3AKB Jember belum memiliki tenaga ahli psikolog," kata Cahyo.