Logo

Atap DPRD Jember Bocor, Pimpinan Dewan Ngepel

Reporter:,Editor:

Jumat, 27 December 2019 10:35 UTC

Atap DPRD Jember Bocor, Pimpinan Dewan <em>Ngepel</em>

NGEPEL: Wakil Ketua DPRD Jember, Ahmad Halim saat ngepel ruangannya yang ada di lantai dua DPRD Kabupaten Jember. Foto: Faizin

JATIMNET.COM, Jember - Ruang pimpinan dewan dan rapat paripurna di lantai dua gedung DPRD Kabupaten Jember, atapnya bocor. Itu terlihat, ketika sejumlah awak media hendak konfirmasi mendatangi ruangan Wakil Ketua DPRD Jember, Ahmad Halim, terkait interpelasi.

Kebetulan, saat itu wilayah Jember di sekitar DPRD Jember diguyur hujan deras. Tak pelak, Halim yang memang sedang santai menanti jadwal sidang interpelasi, terpaksa harus membuka kemejanya. Dia pun harus mengepel ruangan kerjanya sendiri. 

Dua ember juga disiapkan untuk menadahi tetesan air hujan dari atap bangunan DPRD Jember yang bocor.. "Sebenarnya bisa pakai OB, cuma sekalian saja. Darurat aja, biar cepat," ujar politisi Partai Gerindra ini.

BACA JUGA: Bupati Jember Enggan Tanggapi Interpelasi DPRD

Menurut dia, bocornya atap ruang kerjanya ini terjadi karena sudah lama tidak pernah ada perbaikan. Padahal, para dewan pada periode sebelumnya, sebenarnya sudah mengajukan usul untuk rehab gedung dewan. 

Namun dalam pembahasan, usul tersebut selalu ditolak oleh eksekutif. "OPD kan baru bisa merehab kalau ada persetujuan dalam APBD. Dalam empat tahun terakhir, usulan selalu di tolak oleh bupati," ujar Halim. 

Kondisi ini menjadi kontras, karena dalam beberapa waktu terakhir, terjadi insiden yang diduga terkait dengan buruknya kualitas bangunan pada proyek yang dibangun oleh Pemkab Jember.

BACA JUGA: Atap SDN Ambruk, Pejabat Dispendik Jember Dimintai Keterangan Jaksa

Diantaranya adalah kantor Kecamatan Jenggawah dan gedung SDN Keting 02 yang sedang dan baru usai direhab. Pada saat yang sama, dewan juga menyoroti langkah Pemkab Jember yang memasang hiasan di Jembatan Semanggi, beberapa meter dari gedung dewan. 

Selain dinilai tidak transparan karena tanpa sepengetahun dewan, proyek itu juga menjadi sorotan karena nilainya yang fantastis. Yakni Rp 4,4 Miliar yang dikerjakan dengan dikebut pada bulan Desember ini. "Saya harap bupati bisa menentukan skala prioritas mana saja yang perlu didahulukan untuk dianggarkan," katanya.