Selasa, 04 December 2018 22:13 UTC
Areal persawahan diperkirakan akan terus menyusut seiring dengan alih fungsi menjadi bangunan. FOTO: DOK.
JATIMNET.COM, Jakarta – Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/ BPN) memprediksi area persawahan akan terus berkurang. Perkiraan BPN tahun 2019 mendatang area persawahan di Indonesia akan berkurang hingga 1,4 juta hektar.
“Saat ini saja hasil terbaru 2018 itu kan 7,1 juta hektare ya dari citra satelit. Tapi ke depannya diprediksi bisa berkurang lagi sampai 20 persen," ungkap Kasubdit Pemantauan dan Evaluasi Tanah Pertanian Kementerian ATR/BPN, Vevin S Ardiwijaya, Selasa, 4 Desember 2018.
Pengurangan yang cukup signifikan dikarenakan dari hasil verifikasi langsung ke lapangan menemukan banyak lahan sawah yang sudah memiliki izin alih fungsi. Ada yang berubah menjadi mal, dan ada pula yang menjadi bangunan lain.
"Idealnya memang tiap tahun dicek terus. Alih fungsi ini kan kencang sekali untuk lahan pertanian,” ucapnya.
Ke depan Kementerian ATR/BPN tengah fokus menggarap rancangan peraturan presiden guna mempersulit alih fungsi lahan.
Pertama, untuk bisa efektif berproduksi, cetak sawah memerlukan waktu yang sangat lama. Di mana lahan sawah baru diperkirakan baru bisa berfungsi dalam jangka waktu 5-10 tahun ke depan.
“Jadi, tidak bisa buka sawah terus langsung bisa produksi 2-3 kali setahun. Waktunya lama itu untuk lahan baru bisa sampai 5-10 tahun," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan BPS, Hermanto bin Ashari Prawito menyebutkan, berkurangnya luas baku lahan pertanian sejatinya telah terkonfirmasi dari data yang sudah dirilis pemerintah.
Data yang didapat juga menggunakan citra satelit, menyimpulkan berkurangnya areal persawahan. Diharapkan, tidak ada pihak yang menggunakan data, di luar data nasional tersebut. “Bisa dilihat. Artinya per tahun ada sekitar 120 hektar (lahan pertanian yang hilang). Itu bisa dilihat dari data nasional,” ujar Hermanto. (ant)