Logo

Apek dan Berkutu, Warga Desa Roomo Gresik Protes Beras CSR yang Dibagi Pemdes

Reporter:,Editor:

Selasa, 17 September 2024 05:20 UTC

Apek dan Berkutu, Warga Desa Roomo Gresik Protes Beras CSR yang Dibagi Pemdes

Warga Desa Roomo menggelar demo memprotes pengadaan beras oleh Pemdes Roomo, Kec. Manyar, Gresik, yang bersumber dari dana CSR PT Smelting, Selasa, 17 September 2024. Foto: Agus Salim

JATIMNET.COM, Gresik – Puluhan warga Desa Roomo Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, menggelar aksi demo memprotes kuantitas dan kualitas beras yang dibagi pemerintah Desa Roomo. Pengadaan beras untuk warga itu bersumber dari dana tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) PT Smelting sebesar Rp1 miliar.

Warga memprotes karena berat beras yang diterima diduga tidak sesuai kesepakatan dan kualitasnya jelek dan tidak layak konsumsi karena berbau dan berkutu.

Di depan Balai Desa Roomo, warga yang kebanyakan ibu-ibu itu memprotes beras jelek dan menuntut kejelasan pengadaan beras yang bersumber dari dana CSR tersebut.

BACA: Diduga Tidak Transparansi Anggaran BLT Covid-19, Warga Gresik Demo

Mereka mengaku, beras yang diperoleh Jumat, 13 September 2024 itu saat dimasak berbau apek, berkutu, dan mengandung kerikil kecil, serta sebagian butiran beras pecah atau berupa menir.

Koordinator Forum Masyarakat Peduli Desa Roomo, Zahid, mengatakan pihaknya menuntut agar pihak desa terbuka dalam pengadaan beras CSR ini. Setiap rumah diketahui mendapat jatah beras 10 kilogram.

“Pengadaan beras untuk 1.150 keluarga (KK) ini tidak melibatkan RT dan RW, semuanya ditangani sendiri oleh Bumdes,” katanya saat melakukan demo di Baai Desa Roomo, Selasa, 17 September 2024.

“Kita tidak mau tau apakah mereka markup atau malah rugi, kedatangan kita ini cuma ingin transparansi pengadaannya. Sekalian minta bukti, dimana mereka beli beras, harganya berapa,” ujar Zahid.

Menurutnya, warga yang sudah menerima beras jelek itu tidak perlu mengembalikan beras ke pihak desa, namun mereka menuntut jatah beras yang baru, dan layak konsumsi sebanyak 10 kiligram setiap rumah.

BACA: PT Smelting Investasi Rp 3,2 Triliun Bangun Pabrik Baru Asam Sulfat

Salah satu warga lain mengaku sebenarnya jatah beras CSR tersebut Rp14.000 ribu per kilogram, tetapi diduga oleh panitia dibelikan seharga Rp9.000 per kilogram. Setiap rumah dijatah 10 kilogram, tetapi warga menyebut beras diterima hanya 8 kilogram.

Sementara itu, Camat Manyar Hendriawan Susilo mengatakan pihaknya telah memediasi bersama pemerintah desa, Ktua RT, RW, dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), untuk memberikan klarifikasi terkait masalah diatas.

Camat yang akrab dipanggil Lilo itu menambahkan bahwa beras yang dibagikan merupakan bantuan dari PT Smelting senilai Rp1 miliar yang kemudian dikelola oleh Pemerintah Desa Roomo.

"Kami akan melakukan pengawasan lebih lanjut bersama Inspektorat dan aparat penegak hukum terkait pengadaan ini. Total anggaran sebesar Rp1 miliar telah disalurkan ke desa untuk membeli beras," katanya.