Selasa, 02 July 2019 05:06 UTC
ACT saat mendistribusikan air bersih di Jawa Tengah. Foto: Ist
JATIMNET.COM, Jakarta - Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyiapkan program suplai air bersih di sejumlah titik wilayah yang dilanda kekeringan akibat kemarau panjang 2019. Dua wilayah sementara ini yang sudah tersentuh program ini adalah Tasikmalaya dan Semarang.
Di Tasikmalaya, dari pantauan ACT sudah ada sembilan kecamatan yang mulai mengalami kekeringan. Sementara di Semarang ada sekitar tujuh kecamatan. Air sumur warga di Semarang sudah mulai mengering. Mereka terpaksa memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan mandi dan mencuci. Warga juga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membei air minum.
Kondisi kekeringan ini memang sudah diperingatkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) jauh-jauh hari. BMKG, sebelumnya merilis potensi kekeringan meteorologis di beberapa wilayah di Indonesia. Berdasarkan hasil pemantauan curah hujan hingga 20 Juni 2019 lalu, sebagian besar wilayah Pulau Jawa masuk dalam kategori Siaga.
BACA JUGA: Sumur Wakaf untuk Pesantren, Supaya Santri Tak Lagi Antre
Merespon kekeringan dampak kemarau panjang di Jawa itulah program ACT ini dibuat untuk memenuhi pasokan air bersih warga. Seperti dikatakan Kepala cabang ACT Jateng Sri Suroto. Ia dan tim akan berusaha merespons cepat krisis air bersih akibat kemarau di Semarang.
"ACT sebagai salah satu lembaga kemanusiaan akan merespons cepat dengan suplai air bersih melalui water tank. Tim program segera gerak cepat memastikan asesmen dan menyampaikan ke publik untuk menggerakkan kepedulian," kata Suroto, Minggu 29 Juli 2019.
Menurut Suroto, kekeringan sangat berpengaruh terhadap produk pertanian, ketersediaan pangan, dan kemiskinan. Ia menyatakan, menyuplai kebutuhan air bersih menjadi momen saling membantu. "Air adalah kebutuhan pokok. Dengan cepat semua elemen bahu membahu menolong saudara kita yang terdampak kekeringan," katanya melanjutkan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada rilisnya Maret lalu mengungkapkan, awal musim kemarau akan dimulai pada April 2019. Ada beberapa wilayah yang perlu mewaspadai datangnya kemarau lebih awal. Mereka di antaranya Nusa Tenggara Timur dan Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, serta Jawa Barat bagian tengah dan selatan.