Senin, 15 February 2021 11:00 UTC
PANTAU PPKM. Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana dan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Jhonny Edison Isir mengecek kapasitas tempat makan di salah satu mal di Surabaya, Senin malam, 11 Januari 2021. Foto: Pemkot Surabaya
JATIMNET.COM, Surabaya – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat jumlah penduduk miskin periode Maret-September 2020 sebanyak 11,46 persen. Angka itu meningkat 1,26 persen dibanding September 2019 sampai Maret 2020.
Kepala BPS Jatim Dadang Hardiawan mengatakan ada sejumlah faktor yang mempengaruhi peningkatan jumlah penduduk miskin di Jatim, Di antaranya penurunan aktivitas ekonomi terutama saat pandemi Covid-19.
Hasil observasi pantauan satelit, sejumlah titik ekonomi berdasarkan intensitas cahaya di malam hari memang ada perubahan. Pada Bulan Maret 2020 lebih baik dibanding September 2020.
"Berdasarkan pantauan satelit ini, aktivitas ekonomi di Jatim pada Maret 2020 masih lebih baik dibandingkan September 2020. Intensitas cahaya pada bulan September menurun dibandingkan Maret," ujar Dadang, Senin, 15 Februari 2021.
BACA JUGA: PPKM, Tingkat Okupansi Perhotelan di Surabaya Kembali Menurun
Selain itu, kata dia, peningkatan jumlah penduduk miskin juga ditengarai akibat penurunan mobilitas penduduk. Survei menunjukkan selama Maret-September, masyarakat lebih banyak di rumah.
Data BPS Jatim menunjukkan penurunan mobilitas penduduk tertinggi di bulan April 2020. Kondisi itu terjadi di beberapa tempat perdagangan ritel dan hiburan, tempat belanja kebutuhan sehari-hari, dan beberapa taman.
Sedangkan di tempat transit dan tempat kerja, penurunan mobilitas penduduk tertinggi terjadi pada bulan Mei 2020. Di dua bulan itu, Jawa Timur memang tengah menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Persoalan kemiskinan bukan sekadar berapa jumlah penduduk miskin dan persentasenya. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan itu," katanya.
BACA JUGA: Cegah Covid selama PPKM, Sentra PKL dan Jalan Protokol di Surabaya Ditutup Terbatas
Sebenarnya, hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim sejak 2011 sampai 2019, Jatim telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskinnya. Kemiskinan di Jatim terus menurun mencapai 10,20 persen pada 2019 dari 13,85 persen pada 2011 silam.
Akibat pandemi Covid-19, kemiskinan di Jatim kembali meningkat secara bertahap. Secara total, sejak September 2019 sampai September 2020, tercatat sebanyak 529.970 jiwa penduduk di Jatim menjadi miskin.
Indeks Kedalaman Kemiskinan di Jatim juga meningkat dari 1.818 pada Maret 2020 menjadi 1.970 pada September 2020. Demikian halnya keparahan kemiskinan, naik dari 0,430 jadi 0,529 di periode yang sama.