Logo

Akhir Tahun 2020, Ekspor Perhiasan dan Permata Turun Tajam

Reporter:,Editor:

Sabtu, 16 January 2021 06:00 UTC

Akhir Tahun 2020, Ekspor Perhiasan dan Permata Turun Tajam

PERHIASAN. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih meninjau stan peserta Jakarta International Jewellery Fair 2019 di Jakarta, Kamis 4 April 2019. Foto: Humas Kemenperin

JATIMNET.COM, Surabaya – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat penurunan tajam terjadi pada ekspor komoditas perhiasan dan permata di Desember 2020. Komoditas ini turun 17,21 persen dibanding bulan sebelumnya, dari US$93,35 juta menjadi US$76,14 juta.

Penurunan ini ditengarai karena menurunnya permintaan di sejumlah negara. "Penurunan secara years on years juga terjadi pada komoditi perhiasan dan permata yang turun 24,4 persen," ujar Kepala BPS Jatim Dadang Hardiawan, Sabtu, 16 Januari 2021. 

Penurunan komoditi perhiasan dan permata ini cukup terasa mengingat golongan ini merupakan penyumbang ekspor terbesar. Dadang menyebut perdagangan luar negeri perhiasan dan permata menyumbang US$2,45 miliar atau 13,42 persen. 

BACA JUGA: Tahun 2020 Inflasi Jatim Mencapai 1,44 Persen

Meski demikian, Dadang mengungkapkan secara keseluruhan eskpor Jatim nonmigas bulan Desember naik tipis dibanding bulan sebelumnya, yakni sebesar 5,97 persen, dari US$1,44 miliar menjadi US$1,52 miliar. 

Namun bila dibandingkan dengan Desember 2019, ekspor nonmigas Jatim masih di bawahnya. Dadang menyebutkan ekspor nonmigas Desember 2020 sebesar US$1,52 miliar, lebih rendah dari periode sama tahun sebelumnya yang mencatat US$1,65 miliar. 

"Pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan ekspor yang cenderung di bawah 2018 dan 2019," katanya. 

BACA JUGA: Harga Cabai Rawit Naik Dua Kali Lipat, Ini Penyebabnya

Sementara total ekspor Jatim bulan Desember US$1,78 miliar, naik 10,58 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$1,61 miliar. 

Peningkatan juga terjadi pada impor Jawa Timur di Desember 2020, sebesar 13,80 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari US$1,78 miliar menjadi US$2,03 miliar. 

Meski naik, neraca perdagangan Jawa Timur selama Desember 2020 mengalami defisit sebesar US$248,83 juta. Secara kumulatif, selama Januari-Desember 2020, neraca perdagangan Jawa Timur juga masih defisit sebesar US$768,65 juta.