Logo

Tahun 2020 Inflasi Jatim Mencapai 1,44 Persen

Reporter:,Editor:

Senin, 04 January 2021 08:20 UTC

Tahun 2020 Inflasi Jatim Mencapai 1,44 Persen

GRAFIS: BPS JATIM

JATIMNET.COM, Surabaya - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis inflasi tahun kalender 2020 sebesar 1,44 persen. Kondisi itu menjadi yang terendah dalam tiga tahun terakhir. 

Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan mengatakan, dalam dua tahun sebelumnya inflasi di Jawa Timur berada pada kisaran di atas dua persen. "Tahun ini menjadi yang terendah dalam tiga tahun terakhir. Di mana inflasi tahun kalender komulatif pada Tahun 2019 sebesar 2,12 persen dan Tahun 2018 sebesar 2,86 persen," ujar Dadang dalam konferensi pers virtual, Senin 4 Januari 2021. 

Sementara inflasi bulanan, Dadang menyebut sepanjang Desember 2020 mencapai 0,46 persen. Lebih rendah dari Desember 2019 yang inflasi 0,53 persen dan Desember 2018 sebesar 0,60 persen. 

Makanan, minuman dan tembakau memiliki andil terbesar terhadap inflasi Bulan Desember menurut kelompok pengeluaran dengan 0,35 persen. Perubahan inflasi pada sektor ini mencapai 1,51 persen.

BACA JUGA: 4,23 Juta Pekerja Terdampak Covid-19, Laki-laki Mendominasi

Diikuti transportasi dengan andil 0,11 persen dan inflasi 0,84 persen, serta kesehatan yang memiliki andil 0,01 persen dengan inflasi 0,18 persen. "Beberapa komoditas ini meningkat memang di momen Natal dan tahun baru. Pola kenaikan harga di minggu ketiga sampai keempat Desember 2020," kata dia. 

Sedangkan untuk sepuluh komoditas penyumbang inflasi terbesar, yakni cabai rawit dengan persentase sebesar 51,58 persen. Kemudian angkutan udara 6,61 persen, telur ayam ras 10,61 persen, cabai merah 46,47 persen, dan daging ayam ras 4,32 persen. 

Lalu ada juga tomat 40,88 persen, tarif kereta api 9,89 persen, bayam 7,64 persen, tongkol diawetkan 4,6 persen, dan biaya foto kopi 7,76 persen. 

"Sepuluh komoditi penyumbang deflasi diantaranya, emas perhiasan 3,66 persen, bawang merah 5,11 persen, udang basah 3,64 persen, apel 3,11 persen, buah naga 16,73 persen, dan biskuit 1,54 persen," tuturnya. 

Empat komoditas penyumbang deflasi lainnya yaitu parfum 0,24 persen, semangka 2,49 persen, alpukat 5,62 persen, serta diapers 0,57 persen.