Logo

Airlangga Sebut Perekonomian Indonesia Tumbuh Berkualitas

Reporter:

Minggu, 10 November 2019 08:36 UTC

Airlangga Sebut Perekonomian Indonesia Tumbuh Berkualitas

TUMBUH POSITIF. Pertumbuhan arus peti kemas domestik maupun internasional dijadikan prameter pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Foto: Dok.

JATIMNET.COM, Surabaya – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim ekonomi Indonesia mampu tumbuh berkualitas di tengah kondisi ekonomi yang melambat.

Berdasarkan dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,02 persen pada triwulan III-2019, yang diumumkan Selasa 5 November 2019.

“Meski terjadi perlambatan, pencapaian ini masih lebih baik dibandingkan beberapa negara lainnya di ASEAN, seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura,” kata Airlangga dalam keterangan resminya, Minggu 10 November 2019.

Perlambatan ekonomi global, lanjut Arlangga, merupakan tantangan yang harus dihadapi seluruh negara di dunia. Sehingga pertanyaan yang lebih relevan adalah seberapa tahan perekonomian Indonesia menghadapinya.

BACA JUGA: Ekonom Mulai Curiga Stabilnya Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

“Sebenarnya, secara fundamental kinerja ekonomi Indonesia tahun ini cukup baik. Di tengah banyaknya negara yang mengalami perlambatan ekonomi lebih dalam, misalnya Cina, Amerika Serikat, dan Uni Eropa,” ujar Airlangga.

Fenomena perlambatan pertumbuhan ekonomi bukan hanya dialami Indonesia. Sebagian besar negara di dunia juga mengalaminya. Bahkan IMF dalam laporan Oktober 2019 lalu menurunkan proyeksi pertumbuhan global tahun 2019.

IMF dalam laporannya pada bulan Januari 2019 memperkirakan perekonomian global tumbuh 3,5 persen, namun kemudian direvisi menjadi 3,0 persen pada Oktober 2019.

Perkiraan serupa juga dilakukan Bank Dunia yang sempat memperkirakan ekonomi global tumbuh 2,9 persen (YoY) pada Januari 2019. Namun dalam laporan terakhirnya pada Juni 2019 diperkirakan hanya tumbuh 2,6 persen.

BACA JUGA: Pertumbuhan Ekonomi Jatim Kuartal III Melambat

Ketidakpastian perekonomian global masih terjadi, seiring masih terjadi perang dagang antara AS dan Cina. Begitu juga dengan tren penurunan harga berbagai komoditas.

Ketidakpastian global semakin meningkat yang diikuti dengan ketidakpastian geopolitik dunia. Salah satunya proses keluarnya Inggris Raya dari Uni Eropa atau disebut Brexit, ketegangan politik Korea Selatan dan Jepang, dan konflik Turki-Suriah.

“Ketidakpastian tersebut telah mengakibatkan pertumbuhan ekonomi dunia melambat, sementara itu kebijakan moneter di berbagai negara secara bertahap mulai dilonggarkan,” terangnya.

Sumber: Suara.com