Selasa, 13 August 2019 09:17 UTC
ANTRI AIR: Warga harus bergantian untuk mengambil air di sumur bor peninggalan Belanda. Foto: Haozaini.
JATIMNET.COM, Situbondo- Sumur bor peninggalan zaman Belanda di Jalan Raya Desa Buduan, Kecamatan Suboh, Situbondo, Jawa Timur masih bisa dimanfaatkan warga dan dapat langsung diminum tanpa terlebih dahulu dimasak.
Dinas Kesehatan Situbondo pernah meneliti kualitas air tersebut tahun 1992 silam. Hasilnya aman untuk dikonsumsi tanpa harus dimasak terlebih dahulu. Sehingga setiap hari warga terlihat antri untuk mengambil airnya karena enak dikonsumsi.
Konon, sumur bor tersebut sudah ada sebelum Indonesia merdeka tepatnya sekitar tahun 1928. “Air di tempat ini rasanya enak sekali lebih enak dibandingkan air kemasan. Bahkan bisa disimpan hingga lebih sebulan di dalam galon,” kata Husnul, salah seorang warga.
BACA JUGA: Minum Air di Enam Waktu Ini Agar Tetap Bugar
Setiap hari Husnul mengaku mengambil air di sumur bor itu meski harus antri berjam-jam. Pengambilan air diatur secara bergantian bergantung siapa lebih dulu datang. “Biasanya saya ambil air siang hari karena agak sepi,” ujarnya.
Sementara itu, pengelola sumur bor, Juhari, menjelaskan, berdasarkan cerita orang-orang terdahulu sumur itu berusia sekitar 91 tahun, jika di hitung hingga tahun ini. Meski agak sulit dilacak akar sejarahnya, namun sumur itu ada bersamaan dengan pembangunan Pabrik Gula di Kecamatan Suboh. ”Katanya ya sekitar tahun 1928,” tambahnya.
Ia mengaku, dirinya bertugas mengatur setiap warga yang ingin mengambil air agar tak berebut. Banyak warga berasal dari luar kecamatan mengambil air di tempat itu karena airnya enak dan bisa bertahan hingga enam bulan di galon. “Kalau malam hari banyak warga asal luar kota ambil air menggunakan pikap,” imbuhnya.

TUNPUKAN GALON: Tumpukan galon berjajar di sumur bor peninggalan Belanda. Foto: Hozaini.
Juhari mengatakan, sumur bor itu tak pernah mati mengalir terus menerus 24 jam meski di musim kemarau. Kalau di musim kemarau airnya agak kecil. Butuh waktu tiga sampai empat menit untuk mengisi satu galon air. “Kalau musim hujan cukup satu menit hingga dua menit saja sudah penuh,” imbuhnya.
Lebih jauh Juhari menjelaskan, Pemkab Situbodo pernah akan membangun sumur bor itu diperluas karena melihat banyak warga antri setiap hari. Namun warga menolaknya karena khawatir merubah kualitas rasanya. “ Beberapa tahun lalu di survei atas inisiatif anggota DPRD, tapi warga menolak dibangun,” kliahnya.
Saat ini menurut Juhari, sumur bor semacam itu sudah banyak ditemukan. Bedanya yaitu kualitas airnya. “Di beberapa kecamatan tetangga ada sumur bor semacam ini tapi kualitasnya beda. Buktinya ya sampai sekarang warga memilih ambil air di sini,” pungkasnya.