Logo
Untuk Pemulihan Gempa Bumi dan Tsunami

ADB Setujui Salurkan Pinjaman 500 Juta Dolar

Reporter:

Selasa, 20 November 2018 07:25 UTC

ADB Setujui Salurkan Pinjaman 500 Juta Dolar

Pemerintah RI mendapat pinjaman 500 juta dolar AS untuk pemulihan pasca gempa bumi dan tsunami di Palu dan Lombok. FOTO: KSP

JATIMNET.COM, Jakarta – Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) menyetujui pinjaman bantuan darurat senilai 500 juta dolar AS untuk membantu Indonesia dalam pemulihan bencana pasca terjadinya gempa bumi maupun tsunami di Lombok dan Palu.

“Paket bantuan komprehensif dari ADB akan menyediakan dukungan pembiayaan yang cepat dan fleksibel bagi pemerintah (RI) agar dapat memitigasi dampak buruk akibat bencana alam," kata Direktur ADB untuk Divisi Manajemen Publik, Sektor Finansial dan Perdagangan Asia Tenggara, Sona Shrestha, Selasa 20 November 2018.

Pinjaman ini akan menyediakan pendanaan bagi rencana aksi pemulihan dan rehabilitasi pemerintah untuk kebutuhan penting, seperti tempat tinggal sementara, perlindungan sosial dan pelayanan sosial, serta pemulihan ekonomi melalui bantuan dana, skema perkreditan, dan program-program peningkatan keahlian.

“Modalitas pinjaman yang disalurkan dengan cepat akan memastikan bahwa pemulihan pasca bencana dan pembiayaan rehabilitasi dapat dipenuhi tanpa mengganggu pengeluaran pembangunan ekonomi dan sosial yang lain dalam anggaran negara,” kata Shrestha.

Pinjaman yang dinamai Bantuan Darurat untuk Pemulihan dan Rehabilitasi dari Bencana yang Baru Terjadi (Emergency Assistance for Recovery and Rehabilitation from Recent Disasters), adalah bagian dari tanggapan ADB terhadap dua bencana alam yang melanda Indonesia.

Bencana yang terjadi di Lombok (Nusa Tenggara Barat) dan Palu (Sulawesi Tengah) ini telah merusak infrastruktur publik serta menelan lebih dari 2.600 korban jiwa, melukai sekitar 18.000 orang, dan menyebabkan lebih dari setengah juta orang hidup dalam pengungsian.

Gempa bumi dan tsunami di Palu bahkan memicu terjadinya tanah longsor maupun likuifikasi yang menyebabkan tanah padat kehilangan stabilitas, dengan kajian awal kerugian mencapai 2,2 miliar dolar AS di wilayah terdampak.

Spesialis manajemen publik ADB Robert Boothe memastikan pertumbuhan ekonomi pada kedua provinsi diperkirakan akan turun hingga separuh, lapangan pekerjaan akan menyusut, dan kemiskinan akan melonjak.

“Dukungan ADB akan membantu pemerintah memitigasi berbagai dampak, khususnya yang berimbas pada kaum perempuan, lanjut usia, dan kelompok rentan," ujarnya.

Sebelumnya, pada Oktober, ADB menyetujui hibah darurat senilai 3 juta dolar AS yang berasal dari Dana Tanggap Bencana Asia Pasifik (Asia Pacific Disaster Response Fund) guna mendukung upaya pemerintah memberi bantuan segera di Sulawesi Tengah.

Selain itu, ADB juga membantu pemerintah dengan bantuan teknis untuk kajian kebutuhan pasca bencana dan perencanaan rekonstruksi, serta menyiapkan pinjaman proyek bantuan darurat senilai 500 juta dolar AS.

Terakhir, ADB dan pemerintah RI sedang menyiapkan bantuan teknis untuk membangun kapasitas penguatan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan keuangan dari rencana rehabilitasi dan rekonstruksi. (ant)