Kamis, 30 July 2020 23:00 UTC

Ilustrasi. Foto: Kemenkes
JATIMNET.COM, Surabaya - Sekitar 90 persen kasus meninggal karena Covid-19 di Kota Surabaya itu disertai dengan komorbid atau penyakit penyerta. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya per tanggal 28 Juli 2020, ada 754 orang meninggal dunia karena Covid-19.
Dari jumlah tersebut diantaranya meninggal disertai dengan komorbid atau penyakit penyerta. Sedangkan sisanya, murni karena kasus Covid-19.
“Yang jelas 90 persen disertai komorbid. Terutama karena kegemukan atau obesitas, diabetes mellitus, dan hipertensi itu yang paling banyak,” kata Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jawa Timur, dr Dodo Anondo, Kamis 30 Juli 2020.
Jumlah persentase ini, berdasarkan laporan yang diterima dari para direktur rumah sakit di Kota Surabaya. Berbagai upaya dan respon cepat dalam menekan angka kematian pasien Covid-19 telah dilakukan.
Akan tetapi, masih kata dr Dodo, hal ini juga harus didukung oleh masyarakatnya sendiri dalam disiplin menerapkan protokol kesehatan pada kehidupan sehari-hari. Terutama bagi mereka yang memiliki komorbid.
BACA JUGA: Tes Swab, 11 Bumil di Surabaya Terkonfirmasi Covid-19
“Memang dominan komorbid, tapi kita sebenarnya sudah sering mengingatkan kepada orang-orang komorbid itu, terkadang mereka sendiri yang kurang disiplin, kalau ngobrol itu maskernya dibuka,” ia menjelaskan.
Maka dari itu, pihaknya sangat berharap kepada masyarakat yang memiliki penyakit penyerta agar lebih disiplin lagi dalam menjalankan protokol kesehatan pada kehidupan sehari-hari. Sebab, untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 tak hanya dilakukan pemerintah saja, namun masyarakatnya juga harus aktif mendukung.
“Makanya orang yang memiliki diabetes itu harus terkontrol obatnya, olahraga, dan makanannya. Namun yang penting itu jaga kondisi tubuhnya. Kadang orang lupa kalau memiliki sakit diabetes itu makanannya tidak terkontrol,” ia memaparkan.
Menurutnya, sebenarnya selama ini penanganan Covid-19 di Surabaya sudah begitu masif. Apalagi, perhatian lebih telah diberikan kepada tenaga kesehatan hingga kebutuhan peralatan di rumah sakit.
“Untuk Kota Surabaya sebetulnya tenaga kesehatan sudah bagus, apalagi perhatian kepada kita-kita. Apa yang sudah dilakukan itu sudah bagus,” ia mengungkapkan.
