Logo

61 Desa di Madiun Rawan Bencana Hidrometeorologi di Musim Hujan 

Reporter:,Editor:

Minggu, 18 October 2020 23:00 UTC

61 Desa di Madiun Rawan Bencana Hidrometeorologi di Musim Hujan 

DEBIT AIR. Petugas BPBD mengecek ketinggian debit air Kali Jerohan anak sungai Bengawan Madiun, 8 Januari 2020. Foto: Nd. Nugroho

JATIMNET.COM, Madiun – Sebanyak 61 desa di 12 kecamatan di Kabupaten Madiun rawan bencana hidrometeorologi saat musim hujan seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung. Bencana alam tersebut diprediksi akan terjadi mulai awal November 2020 seiring pergantian musim dari kemarau ke musim hujan. 

"Berdasarkan prakiraan BMKG Juanda, musim hujan mulai berlangsung awal bulan depan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun Mohamad Zamroni, Minggu, 18 Oktober 2020.

Dari peristiwa bencana alam pada waktu sebelumnya, awal pergantian musim kerapkali diwarnai angin kencang maupun puting beliung. Sebab, dipicu oleh pertumbuhan awan cumulonimbus yang cukup tebal ketika sebelum atau saat hujan. Fenomena ini akan menghasilkan angin kencang dari atas ke bawah permukaan bumi. 

BACA JUGA: Desa Madiun Boleh Gunakan ADD untuk Tangggulangi Bencana

"Untuk potensi terjadinya di seluruh wilayah. Tapi, selama ini yang dilanda (puting beliung) di Kecamatan Gemarang, Saradan, Wonoasri, Kare, Dagangan, Sawahan, dan Pilangkenceng," ujar Zahrowi. 

Tujuh kecamatan itu juga bagian dari 12 kecamatan yang rawan banjir dan tanah longsor. Adapun kecamatan lainnya meliputi Mejayan, Wungu, Dolopo, Madiun, dan Balerejo.

"Daerah yang rawan banjir karena dilalui sungai yang mengalir ke Bengawan Madiun. Sedangkan daerah yang rawan tanah longsor karena berada di lereng Gunung Wilis dan Gunung Pandan," kata mantan Camat Dagangan ini. 

Dengan potensi bencana alam itu, BPBD mulai melaksanakan beberapa upaya untuk menanggulanginya. Salah satunya menyiapkan peralatan mulai dari mesin gergaji, tenda, dan perahu berbahan fiber.

"Untuk tiga perahu karet yang ada tidak bisa digunakan karena bocor," katanya. 

BACA JUGA: 437 Bencana Alam Landa Jatim Sepanjang 2019

Selain menyiapkan peralatan, BPBD juga berkoordinasi dengan seluruh pemerintahan desa dan elemen lain yang terkait. Sebab, pencegahan maupun penanganan bencana alam merupakan tanggung jawab semua pihak.

"Kami telah melakukan rapat untuk mitigasi bencana. Termasuk penerapan protokol kesehatan dan penggunaan APD saat menanggulangi bencana alam di tengah pandemi Covid-19 ini, " ia menjelaskan.