Rabu, 23 December 2020 01:00 UTC
EVAKUASI. Prajurit Resimen Artileri 2/Marinir Siaga PPRCBA Pasmar 2 membantu evakuasi warga Desa Iker-Iker Geger, Kecamatan Cerme, Gresik, terdampak banjir Kali Lamong, Rabu, 17 Desember 2020. Foto: Agus Salim
JATIMNET.COM, Surabaya - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Jawa Timur mencatat sebanyak 5.432 hektar lahan pertanian di wilayahnya terdampak banjir. Lahan yang terendam itu berada di 17 kabupaten/kota.
Selain persawahan, data yang masuk ada juga 97 hektar kebun jagung, 2 hektar ladang semangka, 16 hektar ladang cabai dan 0,25 hektar lahan tanaman bawang merah terendam banjir.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo mengatakan, jumlah itu terbilang sedikit. Hanya 1,11 persen dari total seluruh lahan pertanian yang ada di Jawa Timur.
Seluruh lahan itu, kata dia, masih tergolong bisa diselamatkan untuk masa panen. "Dari 1,1 persen sawah yang terendam banjir, tanaman padi kondisinya tidak rusak dan masih bisa diselamatkan," ujar Hadi, Selasa 22 Desember 2020.
BACA JUGA: Marinir Bantu Evakuasi dan Pasok Makanan Warga Terisolir Banjir Kali Lamong
Pun demikian, Hadi menyebut tetap mempersiapkan sejumlah langkah antisipatif. Salah satunya mengkordinasikan dengan sejumlah pihak terkait agar banjir tidak menggenang lagi. "Kami melakukan langkah antisipatif adanya banjir susulan dengan cara perbaikan tanggul serta pemantauan kondisi tanaman secara intensif," tuturnya.
Hadi menegaskan, banjir hingga pandemik Covid-19 tidak terlalu mempengaruhi hasil panen di Jatim. "Sejauh ini tidak berdampak terhadap produksi padi," tegasnya.
Data milik Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, per Oktober 2020, menempatkan provinsi ini sebagai peringkat pertama produsen padi terbesar di Indonesia tahun 2020. Totalnya ada 10,02 juta ton, meningkat dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 9,58 juta ton.
Tidak hanya itu, surplus produksi beras Jatim pun meningkat di tahun 2020 ini. Dari yang sebelumnya hanya sebesar 1,28 juta ton pada tahun 2019, menjadi 1,50 juta ton di tahun 2020.
Kabupaten dengan produksi padi tertinggi di Jatim adalah Lamongan yakni 0,87 juta ton. Disusul peringkat kedua Ngawi dengan 0,83 juta ton, dan ketiga Bojonegoro 0,74 juta ton. Namun jika dilihat dari jumlah kenaikan dibanding tahun 2019, maka kenaikan tertinggi produksi padi di Jatim terjadi di Kabupaten Ponorogo yakni sebesar 74.610 ton, Ngawi 52.280 ton, dan Bojonegoro 45.320 ton.
