Minggu, 07 July 2019 22:33 UTC
ARI BERSIH. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa membantu penyaluran air bersih untuk sejumlah desa yang dilanda kekeringan. Foto: Gayu Satria.
JATIMNET.COM, Ponorogo – Kunjungan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ke Dusun Banyuuripan, Desa Duri, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo telah dinanti warga yang dilanda kekeringan. Sebab kunjungannya ke Ponorogo untuk meninjau penanganan bencana kekeringan yang melanda Kota Reog tersebut.
Pihaknya melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah menyiapkan 200 tangki air bersih untuk bantuan kekeringan di sejumlah daerah yang terdampak kekeringan. Langkah ini ia lakukan untuk mengantisipasi puncak musim kemarau yang akan jatuh pada bulan Agustus mendatang.
“Kami ingin mengantisipasi lebih sinergis dengan pemerintah kabupaten, lebih strategis lagi kalau menyiapkan tangki air di sini, sehingga mobil tangki datang hanya tinggal mengisi ulang saja dan bisa langsung terdistribusi ke warga,” kata Khofifah saat ditemui wartawan, Minggu 7 Juli 2019.
BACA JUGA: 566 Desa di Jatim Berpotensi Mengalami Kekeringan Kritis
Orang nomor satu di jajaran pemerintahan Jawa Timur ini menilai dengan adanya tangki penyimpanan air, akan lebih strategis. Sebab warga lebih mudah memantau dan mengonfirmasi kapan akan ada pengiriman air bersih.
Ia beraharap ketersediaan tangki air akan terus ditambah Pemkab Ponorogo, karena saat ini pemkab sudah melakukan plotting (penempatan) sehingga dari pemprov sifatnya penambahan pemenuhan.
“Juga sudah mulai ujicoba sumur dalam yang berajarak sekitar dua kilometer dari desa ini, kalau nanti berhasil maka akan dilakukan pemasangan pipa,” ujarnya.
Ia menilai jika pemasangan pipa sukses, bisa dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masayarakat yang di desanya terdampak kemarau panjang. “Saat ini di Jatim ada 24 kabupaten yang terdampak kekeringan,” imbuhnya.
BACA JUGA: Kekeringan Turut Percepat Penularan Virus Hepatitis A di Pacitan
Sementara itu Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni dalam sambutannya menyampaikan jika saat ini di wilayahnya ada 12 desa yang sudah mengalami kekeringan. Namun ada sejumlah 59 desa yang saat ini kekeringan namun masih ada debit air meski kecil.
Saat ini Pemkab Ponorogo sedang merencanakan dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo terkait pembangunan pipa-pipa untuk mengalirkan air dari Waduk Bendo menuju daerah-daerah di Ponorogo yang mengalami kekeringan.
“Nantinya untuk mensuplai air bersih ke-12 desa ini cukup mampu,” pungkasnya.
