Logo

1968 Guru dan Tenaga Kependidikan Jalani Rapid Test, 24 Diantaranya Reaktif

Reporter:,Editor:

Rabu, 26 August 2020 10:40 UTC

1968 Guru dan Tenaga Kependidikan Jalani <em>Rapid Test, </em>24 Diantaranya Reaktif

DINDIK. Kepala Cabang Dindik Provinsi Jatim Wilayah Kota/ Kabupaten Mojokerto, Kresna Herlambang. Foto: Karin

JATIMNET.COM, Mojokerto - Sebanyak 1968 guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) sekolah SMA Negeri, SMK, SLB di Kota/Kabupaten Mojokerto telah menjalani rapid Test Covid-19 massal gratis. Rapid test yang menjadi program Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur tersebut terdapat 24 orang guru dan tenaga kependidikan dinyatakan reaktif.

Pelaksanaan Rapid Test Covid-19 sendiri sudah dilaksanakan secara serentak sejak Senin, 24 Agustus hingga 25 Agustus 2020 lalu. Kegiatan tersebut dilakukan di tiga sekolah yang telah ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur yaitu di SMKN 1 Dlanggu, SMAN 1 Mojosari dan SMAN 1 Puri.

"Hasilnya sebagian besar dalam kondisi baik namun ada yang reaktif yaitu di lokasi tempat Rapid Test SMAN 1 Puri ada tujuh orang, di SMKN 1 Dlanggu enam orang dan SMAN 1 Mojosari sebanyak 11 orang," kata Kepala Cabang Dindik Provinsi Jatim Wilayah Kota/ Kabupaten Mojokerto, Kresna Herlambang, Rabu, 26 Agustus 2020.

Mereka yang dinyatakan reaktif, rata-rata usia 40 tahun keatas dan sudah dalam kondisi sakit saat menjalani rapid test Covid-19. Dari hasil evaluasi, kata Kresna, guru yang dinyatakan reaktif akan menjalani isolasi mandiri.

BACA JUGA: 990 Guru dan Tenaga Kependidikan Jalani Rapid Test

"Mereka diminta untuk melakukan isolasi mandiri maksimal selama 14 hari karena persoalannya bukan dari sesuatu yang dikhawatirkan namun memang secara fisik yang bersangkutan dalam kondisi sakit," ujarnya

Kresna memastikan, guru dan tenaga kependidikan yang dinyatakan reaktif rapid test di Mojokerto Raya ini akan menjadi kendala dalam persiapan pembelajaran tatap muka di sekolah. 

"Persiapan pembelajaran tatap muka tetap dilaksanakan apalagi sifatnya terbatas, sehinga tidak akan menjadi kendala karena guru yang reaktif menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing dan ada guru yang bisa menggantinya di sekolah," paparnya.

Hanya saja, Cabang Dindik Provinsi Jatim Wilayah Kota/ Kabupaten Mojokerto tidak berkenan menyebutkan asal sekolah dari 24 guru dan tenaga kependidikan yang dinyatakan reaktif Rapid Test karena merupakan ranah privasi dari lembaga pendidikan yang bersangkutan.

BACA JUGA: Pemprov Jatim Disarankan Pikir-pikir Dulu Jika Ingin Buka Sekolah

"Kalau menyangkut pribadi yang bersangkutan harus kita hindari pada intinya ada guru dan tenaga kependidikan dari Kota/Kabupaten Mojokerto yang dinyatakan reaktif rapid test," jelasnya.

Kresna mengatakan pihaknya akan menindaklajuti terkait adanya guru dan tenaga kependidikan yang reaktif Rapid Test. Namun, biasanya kalangan guru pada jenjang pendidikan ini banyak yang melakukan tes swab PCR mandiri dari satuan pendidikan tersebut.

"Ada satuan pendidikan yang mengajukan tes Covid-19 mandiri tidak masalah terpenting kami pastikan bahwa guru-guru seluruhnya sehat agar masyarakat percaya untuk akses anak didik ke sekolah," tandasnya.

Seperti yang diberitakan, kegiatan Rapid Test secara serentak dilaksanakan di tiga Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri yang telah ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur yaitu di SMAN 1 Mojosari, SMKN 1 Dlanggu, dan SMAN 1 Puri.

Rapid test massal terhadap seluruh guru dan tenaga kependidikan itu bertujuan untuk persiapan pembelajaran tatap muka di sekolah pada masa transisi adaptasi tatanan normal baru selama Pandemi Covid-19.