Selasa, 23 February 2021 09:40 UTC
CEK VAKSIN: Kapolres Ponorogo Mochammad Nur Aziz saat mengecek vaksin Covid-19 yang masih tersimpan di tempat khusus, Selasa 23 Februari 2021. Foto: Gayuh
JATIMNET.COM, Ponorogo – Vaksin Covid-19 jenis Sinovac tahap kedua telah diterima oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo sebanyak 14.200 dosis vaksin.
Kabid Pencegahan dan Penyakit Menular Dinkes Ponorogo, drg Heni Lestari, mengatakan jika 14.200 vaksin yang datang tersebut rencana akan segera digunakan untuk mencukupi sejumlah 2100 tenaga kesehatan yang belum divaksin.
Sementara sisanya akan digunakan untuk vaksinasi TNI/Polri dan berbagai petugas pelayanan publik. “Rencananya dari 14 ribuan dosis tersebut akan digunakan untuk dua dosis, sehingga sasaran vaksin tahap dua ini sejumlah 7.000 orang,” kata Heni, Selasa 23 Februari 2021.
Baca Juga: 142 Pasien Meninggal Karena Terkonfirmasi Covid-19 di Po
Heni menerangkan jika pemberian vaksin untuk tenaga kesehatan akan dilakukan pada hari Rabu sampai Kamis besok di beberapa fasilitas pelayanan kesehatan tempat tenaga kesehatan bertugas.
Sementara untuk TNI/Polri akan dipusatkan digedung Sasana Praja pada hari Jumat dan Sabtunya. “Untuk TNI ada 626 personil, sedangkan Polri ada sekitar 900-an personil,” terang Heni.
Sedangkan sisa vaksin akan digunakan untuk para petugas pelayanan publik hingga beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang akan dilakukan mulai awal bulan Maret mendatang.
Baca Juga: Dinkes Ponorogo Berlakukan Satu Pasien Confirmed Covid-19,Minimal 15 Orang Kontak Erat
Vaksin tahap 3 rencana juga akan didatangkan kembali pada awal Maret untuk mencukupi jumlah vaksinasi di Ponorogo. “Vaksin yang datang kali juga berbeda, jika sebelumnya satu vial untuk satu dosis, kali ini satu vial bisa digunakan untuk sembilan dosis,” ujar Heni.
Ia mengungkapkan jika pemberian vaksin Tahap Kedua ini akan sedikit lebih sulit karena perhitungan jumlah orang yang divaksin dalam satu kali vaksinasi harus tepat.
Pasalnya jika vial vaksin sudah terlanjur terbuka oleh suntikan, maka vaksin yang ada didalam vial hanya mampu bertahan enam jam. “Jadi harus berhitung, ditakutkan kalau salah hitung nantinya malah membuang-buang vaksin,” pungkas Heni.