Minggu, 05 August 2018 10:29 UTC
Ilustrasi kapal saat berada di tengah laut. Ilustrator: Cheppy.
JATIMNET.COM, Sampit – Transportasi laut dalam sepekan ini menjadi momok bagi perusahaan pelayaran. Belum hilang ingatan terbakarnya Kapal Motor (KM) Satya Kencana IX 54 mil Barat Daya Tanjung Selatan, Kalimantan Selatan, peristiwa hampir sama terjadi di Laut Jawa.
Kali ini Kapal Motor Bunga Hati 2 dihantam ombak di perairan Laut Jawa, Sabtu dini hari 4 Agustus 2018. Akibatnya kapal yang memuat 13 nelayan asal Indramayu itu terbalik. Sedangkan para nelayan memilih mengapung di atas lambung kapal yang terbalik selama enam jam.
“Meski posisi lambung (kapal) terbalik, tapi kami masih bisa mengapung. Di sanalah kami bertahan. Saya cari dan kumpulkan semua anak buah kapal (ABK), karena kalau ada yang terpisah itu berbahaya,” kata Kapten KM Bunga Hati 2, Maslani setiba di tempat evakuasi di Pelabuhan Sampit kepada Antara, Minggu 5 Agustus 2018.
Ke-13 nelayan ini bertolak dari Indramayu Kamis 3 Agustus sore. Perjalanan baru ditempuh sekitar 30 mil (48 km) dari pantai, gelombang setinggi sekitar 2,5 meter sudah menghadang. Akibatnya kapal berbobot 27 gross ton (GT) itu langsung terbalik.
Maslani dan seluruh anak buahnya panik dan berusaha menyelamatkan diri di tengah gelombang ganas. Ia makin panik karena salah satu ABK ada yang tidak bisa berenang. Dengan bersusah payah, ABK tersebut berhasil diselamatkan bersama rekan-rekannya.
Mereka tertolong KM Bahari Maju II yang melintas pada Jumat dini hari. Itu setelah ke-13 nelayan ini terombang-ambing di atas lambung kapal yang terbalik selama enam jam. Mereka kemudian melambaikan tangan dan mengibarkan kain merah, sehingga terlihat nakhoda KM Bahari Maju II, Hendra Yusuf.
Selanjutnya nakhoda dan 12 ABK KM Bunga Hati 2 dibawa ke Sampit karena kapal barang itu sedang dalam perjalanan ke Sampit. “Kami tidak menyangka karena saat berangkat itu cuaca sangat bagus. Namun ketika di laut berubah memburuk. Alhamdulillah berhasil diselamatkan. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang menyelamatkan dan membantu kami,” kata Maslani.
Sesampainya di muara Sungai Mentaya, nakhoda dan 12 ABK KM Bunga Hati 2 itu dievakuasi menuju Pelabuhan Sampit.
Tim gabungan dari Basarnas, Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit, Polres Kotawaringin Timur, Ditpolair Polda Kalteng, TNI AL, dan Palang Merah Indonesia mengerahkan armada dan personel untuk membantu evakuasi.
Koordinator Basarnas Pos Sampit Suprapto menilai tindakan kapten kapal KM Bunga Hati 2 sudah tepat. Yakni tidak memaksakan melaut ketika cuaca semakin memburuk. Ini sebagai langkah antisipatif menghindari hal-hal buruk di tengah laut.