Logo

Penularan Meningkat, Kapasitas Rumah Sakit Masih 49 Persen

Reporter:,Editor:

Jumat, 11 September 2020 08:20 UTC

Penularan Meningkat, Kapasitas Rumah Sakit Masih 49 Persen

Ilustrasi.

JATIMNET.COM, Surabaya - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memastikan kapasitas ruang perawatan di sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di wilayahnya masih memadai. Ruang isolasi masih menyisakan 49 persen dari jumlah yang ada, yakni sebanyak 6.611 bed dan ICU isolasi 860 bed.

"Alhamdulillah, saat ini bed (kasur) isolasi di Jawa Timur relatif cukup. Bed Occupancy Rate-nya saat ini 49 persen, artinya persentase ini ideal dan sesuai dengan standar Bed Occupancy Ratio menurut WHO, yakni dibawah 60 persen," ujar Khofifah dalam keterangan resminya, Jumat 11 September 2020. 

Berdasarkan laporan Ketahanan Kesehatan Dalam Menjalani Tatanan Hidup dari Kemenkes RI per tanggal 8 September 2020, Jawa Timur saat ini memiliki kapasitas bed isolasi mencapai 6.611 bed, dengan 3.221 bed yang terisi. 

Angka ini lebih tinggi dibandingkan Jawa Barat yakni 4.477 bed dengan 1.724 bed yang terisi, DKI Jakarta yakni 4.417 bed dengan 3.776 bed yang terisi dan Jawa Tengah 3.664 bed dengan 2.110 bed yang terisi.

BACA JUGA: Penularan Covid-19 Meningkat 10 Kali Lipat, Khofifah Kumpulkan Bupati dan Wali Kota

Sedangkan, kapasitas ICU isolasi Jatim mencapai 860 bed dengan keterisian hanya 72 bed. Angka ini lebih tinggi dari Jawa Tengah yakni 738 dengan keterisian 30 bed, Jawa Barat dengan 721 bed dengan keterisian 30 bed dan DKI Jakarta dengan 574 bed dengan keterisian 250 bed.

"Ini semua, buah dari ikhtiar Pemprov Jatim bersama Pemkab/Pemko untuk meningkatkan jumlah bed isolasi. Dari Maret 525 bed, sekarang naik 12 kali lipat menjadi 6.611 bed," ungkapnya. 

Pun demikian, Khofifah tetap mengingatkan selalu waspada dan patuh pada protokol kesehatan. Mengingat beberapa pekan terakhir muncul klaster baru. Ia berpesan agar masyarakat membatasi aktivitas yang dirasakan beresiko tinggi untuk terjadi penularan kasus Covid-19.

Selain itu, Khofifah juga menyampaikan ke masyarakat agar menghilangkan stigma buruk kepada warga yang terkena Covid-19. Seringkali ini justru membuat pasien dengan gejala Covid-19 takut ke rumah sakit, sehingga baru datang ketika sudah memberat. 

"Terlambatnya penanganan pasien positif ini dipengaruhi oleh adanya stigma sehingga masyarakat takut untuk ke Rumah Sakit untuk diperiksakan Covid-19, padahal saat ini bed isolasi kita masih cukup," ujarnya.