Senin, 01 February 2021 11:00 UTC
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Surabaya - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, Surabaya menyebut wilayah Jawa Timur memasuki puncak musim hujan dalam beberapa pekan ke depan. Tak hanya itu, angin kencang diprediksi juga akan menyertai.
Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi BMKG Juanda Surabaya, Teguh Tri Susanto mengatakan, puncak musim hujan telah merata disejumlah daerah di Jatim. Intensitas meningkat dalam beberapa hari terakhir.
"Memang Jatim hampir merata sudah memasuki puncak musim penghujan. Tentu saja hujan semakin intens. Potensi kebencanaan atau pun efek lanjutan perlu diwaspadai," ujar Teguh, Senin 1 Februari 2021.
Baca Juga: Pesisir Surabaya Diterpa Banjir Rob dan Angin Kencang
Selain itu, ia juga mengingatkan, adanya angin kencang yang berkisar antara 10 hingga 30 kilometer per jam. Angin kencang tersebut juga diakuinya terjadi merata di seluruh daerah di Jatim.
Teguh menyebut, kondisi itu terjadi karena adanya low pressure atau tekanan rendah di Selatan Indonesia. "Terkait angin yang agak berhembus kencang di tiga sampai empat hari terakhir hampir merata di wilayah Jatim. Memang karena ada gangguan daerah low pressure di Selatan Indonesia yang cukup banyak memanjang sampai Timur Indonesia," tegasnya.
Pun demikian, Teguh menyampaikan, angin kencang ini bersifat periodik saja. "Antara tiga sampai tujuh hari. Nanti akan kembli normal untuk kecepatan anginnya," imbuhnya.
Baca Juga: Tutupan Lahan Menurun, Bencana Terus Mengancam Jatim
Terlepas dari itu, Teguh mengingatkan, adanya potensi bencana pada meningkatnya curah hujan. "Seperti hujan intensitas lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan sebagainya," tuturnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Hadi Sulistyo memastikan, belum ada bencana yang berdampak pada gagal panen atau puso. Memang ada lahan persawahan yang terdampak banjir. Tetapi tanaman para petani bisa diselamatkan dan tidak sampai menyebabkan terjadinya puso.
"Belum ada laporan puso. Masih bisa diatasi. Ada yang melanda lahan sawah tapi masih bisa diselamatkan enggak sampai terjadi puso," kata dia.