Rabu, 17 April 2019 04:25 UTC
NUANSA ETNIK. Kelurahan Rungkut Tengah, Kecamatan Gunung Anyar, Rukun Warga (RW) 8 Perumahan Rungkut Mapan Barat membuat TPS bernuansa entik dengan menghabiskan dana Rp 50 Juta. Foto-foto: Baehaqi
JATIMNET.COM, Surabaya – Pemilih yang mencoblos di Kelurahan Rungkut Tengah, Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya, merasakan suasana berbeda. Tidak seperti tempat pemungutan suara (TPS) pada umumnya. Di sini, warga mendekorasi khusus TPS bertemakan beberapa budaya suku di Nusantara.
Ada empat TPS yang disulap masyarakat Rukun Warga (RW) 8 Perumahan Rungkut Mapan Barat, yakni TPS 26, 27, 28, dan 29 dengan tema Bhinneka Tunggal Ika. Empat TPS tersebut bertemakan empat etnik yang ada di Indonesia.
TPS 26 misalnya, memakai tema khas Madura, TPS 27 Jawa, TPS 28 berdekorasi budaya Tionghoa, dan TPS 28 ala Bali. Seluruh TPS tersebut dalam satu tempat di lapangan balai RW.
BACA JUGA: Pakai Setelan Putih, Khofifah Mencoblos di TPS 38 Jemursari
Selain bertema entik, keempat TPS itu juga dimeriahkan musik elekton serta sejumlah doorprize. Ketua RW 8, Wahyu P. Kuswanda mengatakan, sengaja mengubah TPS bertemakan etnik untuk menarik minat pemilih. Ditargetkan tingkat partisipasi masyarakat mencapai 80 persen.
"Ada dua alasan kami memakai tema Bhinneka Tunggal Ika, pertama karena ini sesuai dengan visi RW 8 bahwa keberagaman itu indah, dan kedua walau berbeda tetap satu," ujar Wahyu ditemui di lokasi, Rabu 17 April 2019.
Sebagai wilayah dengan warga yang berasal dari beragam suku, warga RW 8 ingin menunjukkan bahwa perbedaan tidak selalu buruk. Gotong royong sebagai budaya bangsa tetap harus dipertahankan.
NUANSA BALI. Salah satu TPS yang bernuansa adat Bali.

Memanasnya suasana kampanye beberapa bulan lalu tidak boleh berkepanjangan. "Ini adalah momentum bagi RW 8 untuk ingatkan warga, walaupun berbeda pilihan kita tetap satu. Untuk mendinginkan suasana," tuturnya.
Wahyu mengaku, seluruh proses pembuatan TPS ditanggung warga sepenuhnya. Biaya yang dibutuhkan menyentuh Rp 50 juta untuk menyulap TPS seperti bazar. Dana sebesar itu diperoleh dari swadaya masyarakat.
"Setiap TPS mendapat dana dari KPU Rp 1,6 juta. Kekurangannya dipinjam dari koperasi RW, yang pembayarannya nanti diangsur dari kas RW," urainya.
BACA JUGA: Usai Mencoblos, Risma Singgung Golput Seperti Orang Bingung
Selain menggunakan dana talangan dari koperasi, lanjut Wahyu, banyak juga sumbangan dari masyarakat. Seperti dekorasi bernuansa Bali, beberapa warga kelahiran Bali secara sukarela membawa pernak-pernik sesuai tema.
"Kami harap ini juga menarik minat pemilih muda yang mencapai 41 persen," tandasnya.
Menurut data, di empat TPS masing-masing TPS ada 300 daftar pemilih tetap. Jadi total 1.200 daftar pemilih tetap (DPT), 47 persen laki-laki, 53 persen perempuan.
Sementara itu salah satu warga Paulus mengaku sangat antusias dengan TPS bernuansa entik ini. Pemilik Sipikoe tersebut rela meluangkan waktunya guna turut memeriahkan TPS 27 tempatnya memilih. "Ini sangat bagus. Berkat Pak Ketua RW kita," kata Paulus.