Rabu, 09 October 2019 04:24 UTC
Foto: Ilustrasi/ WIkipedia
JATIMNET.COM, Mojokerto – Warga Kedungsari, Kelurahan Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto menangkap ular sanca kembang pada Senin 7 Oktober 2019 kemarin.
Penangkapan ular teresbut diperkirakan penyebab hilangnya sejumlah ternak milik warga. Sebab pantauan Jatimnet.com di lokasi, lingkungan sekitar masih banyak semak belukar yang sekarang dikelilingi rumah-rumah penduduk.
“Beberapa hari ini warga banyak kehilangan hewan piaraannya, mulai ayam, kucing, sama anak kambing. Kemungkinan dimangsa ular,” kata Mariadi, salah satu warga saat dijumpai sehari setelah penemuan ular atau Selasa, 8 Oktober 2019.
Mariadi menjelaskan ular temuan tersebut memiliki panjang 4-5 meter dengan diameter antara 20-25 centimeter. Ukuran tersebut sanggup untuk memangsa ternak maupun hewan piaraan milik warga.
BACA JUGA: Polres Gresik dan BKSDA Jatim Amankan Satwa Dilindungi Asal Sumatra
“Banyak warga yang melihat ular sebesar paha orang dewasa, tapi belum berhasil menangkap. Sampai kami memanggil pawang ular waktu itu,” kata Joko, pemilik warung di belakang SMKN 1 Kota Mojokerto.
Sayangnya, Jatimnet.com tidak mendapat kesempatan melihat langsung ular sanca yang ditemukan warga. Warga enggan membuka karung pembungkus ular lantaran reptil ini baru saja ganti kulit. Dikhawatirkan ular akan beringas.
Informasi penangkapan ular sanca kembang ini telah didengar BBKSDA. Fajar Dwi Nur Aji PEH MUDA Balai Besar KSDS Jawa Timur/Ka RKW 09 Mojokerto telah mendatangi lokasi penemuan ular sanca kembang.
BACA JUGA: Beritakan Ular di Asrama Mahasiswa Papua, Jurnalis Suara.com Dipanggil Polisi
“Saya sudah ke lokasi dan melihat kondisi ular masih licin. Sepertinya baru ganti kulit, dan puasa,” ungkapnya, Selasa 8 Oktober 2019. Ular tersebut, lanjut Fajar, lebih banyak berdiam diri, dan sangat lapar. Sangat mungkin hewan ternak atau piaraan warga yang hilang dimangsa ular tersebut.
BBKSDA menyatakan bulan September-Oktober ini merupakan musim berkembang biaknya ular sanca kembang. Pada saat musim penghujan ada waktu inkubasi selama 30 hari. Pada saat itu telurnya sudah menetas dan limpahan makanan juga banyak.
Pihaknya mengimbau warga agar melepas satwa liar ke alam bebas. “Satwa liar pastinya lebih bagus hidup di alam, kami siap membantu. Akan kami bawa kantor, dan digeser ke wilayah yang sesuai dan lebih aman untuk dilepaskan,” jelas Fajar.