Logo

Beritakan Ular di Asrama Mahasiswa Papua, Jurnalis Suara.com Dipanggil Polisi

Reporter:

Senin, 09 September 2019 15:50 UTC

Beritakan Ular di Asrama Mahasiswa Papua, Jurnalis Suara.com Dipanggil Polisi

ULAR. Salah satu ular yang dilempar orang tak dikenal ke dalam asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, Senin 9 September 2019. Foto: Ist

JATIMNET.COM, Surabaya - Jurnalis Suara.com, Arry Saputra dipanggil oleh pihak kepolisian karena memberitakan peristiwa pelemparan ular di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Senin 9 September 2019.

Arry dipanggil polisi ketika sedang duduk bersama rekan wartawan dari CNNIndonesia.com, Farid di sebuah warung yang lokasinya tak jauh dari asrama tersebut. Tiba-tiba Arry mendapatkan telepon dari nomor yang tidak dikenal.

Arry kemudian mengangkat telepon dan mendengar suara laki-laki yang mengenalkan diri sebagai anggota kepolisian dari Polrestabes Surabaya. Penelpon kemudian menanyakan identitas jurnalis dan dari media mana. Lantas, Arry menjawab berasal dari Suara.com.

BACA JUGA: Polisi Sarankan Tak Beritakan Pelemparan Ular di Asrama Mahasiswa Papua 

"Aku (dari Unit) Resmob, Mas. Sampeyan nang endi iki, Mas? Isok nang Polsek Tambaksari? (Anda di mana, mas? Bisa ke Polsek Tambaksari?)," tanya pria tersebut pada Senin 9 September 2019 siang.

Arry bersama Farid kemudian berboncengan menuju ke Kantor Polsek Tambaksari menggunakan satu sepeda motor. Sesampainya di parkiran polsek tersebut, pria tadi kembali menelepon dan menanyai keberadaannya.

"Sampeyan di mana? Tak enteni di Joglo (Anda di mana? Saya tunggu di Joglo)," ujarnya.

Saat itu, Arry langsung mengarahkan pandangan ke seorang pria berkaos hijau. Ia pun bertanya melalui sambungan telepon apakah pria tersebut memakai pakaian hijau dan dijawab benar. Namun ketika dihampiri, rupanya pria berkaos hijau bukanlah yang menghubungi Arry.

BACA JUGA: Whisnu Minta Pelaku Teror Pelemparan Ular di AMP Segera Ditangkap

Kemudian seorang pria berkaos biru datang dari dalam Polsek Tambaksari dan mengaku sebagai pria yang telah menghubunginya. Arry kemudian diajak duduk di sebuah kursi kayu di halaman sebuah gedung. Ia pun mulai menginterogasi dengan berbagai pertanyaan.

"Gini, Mas sampeyan tahu awal info soal pelemparan ular itu dari mana?," tanyanya.

Mereka pun menjawab informasi awal didapat dari satu akun media sosial. Polisi tersebut pun mengulang-ulang pertanyaan dengan nada tegas seakan mengintimidasi keduanya.

Di tengah percakapan, seorang pria yang dikenal sebagai Kanit Resmob Polrestabes Surabaya, Iptu Bima Sakti mengambil foto tanpa meminta izin.

BACA JUGA: Asrama Mahasiswa Papua Diteror Pelemparan Ular Berbisa

Setelah itu, pria berkaos biru kembali mencecar dengan pertanyaan mendetail untuk mengetahui narasumber yang digunakan oleh Arry mengenai pelemparan ular ke dalam asrama. Namun Arry tak berkenan memberikan informasi mendetail dan kontak narasumber tersebut.

Lantaran, tak mendapat apa yang diinginkan, pria berkaos biru itu menyudahi pembicaraan. Kemudian ia meminta izin memfoto Arry dan Farid.

Sebelum meninggalkan lokasi, kedua pria dari kepolisian berpesan apabila mendapatkan informasi mengenai seputar kejadian yang ada di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan agar bisa diinfokan ke pihaknya. 

Nanti kalau ada informasi soal kejadian seputar (asrama) Kalasan tolong diinfokan ke kami ya," ujar polisi tersebut.

Arry dan Farid pun menyudahi percakapan, bersalaman lalu meninggalkan lokasi.

Sumber: Suara.com