JATIMNET.COM, Ponorogo – Sejumlah warga dari Kelurahan Nologaten, Banyudono, dan Cokromenggalan, Kabupaten Ponorogo menggelar demonstrasi penolakan pembangunan SMP Islam Terpadu (IT) yang terletak di Jalan Tangkuban Perahu.

Demonstrasi tersebut sebagai bentuk penolakan pembangunan gedung sekolah baru karena di lingkungan tersebut cukup banyak bangunan sekolah dan letaknya saling berdekatan.

“Warga sudah lama mengeluhkan kondisi seperti ini. Semakin lama, semakin ramai dan menambah keruwetan jalan di lingkungan kami,” kata salah satu demonstran, Agus, Selasa 13 Agustus 2019.

BACA JUGA: Bukit Pringgitan, Tempat Keren untuk Nikmati Ponorogo di Malam Hari

Agus menjelaskan jalan di lingkungan mereka tergolong kecil dan sudah mepet dengan rumah. Sehingga tidak mungkin untuk dilebarkan kembali, apalagi membangun gedung yang punya aktivitas padat. Hal ini yang membuat jalanan menjadi padat dan semrawut.

Ia juga menilai jika semakin banyak sekolah yang berdiri di lingkungannya akan sangat tidak baik untuk persaingan ke depannya. “Jalanan kampung ini sudah overload, tidak bisa menampung warga dari luar,” Agus menambahkan.

Sementara itu Kepala Sekolah SMP IT Qurrota A’yun, Arif Yeni Varianto menuturkan jika legalitas pendirian sudah selesai tahun 2012. Menurutnya pihaknya tidak membangun SMP baru, melainkan memindah sekolah lama yang sebelumnya satu gedung dengan SD.

BACA JUGA: Tujuh Negara Ikuti Festival Topeng dan Kesenian Rakyat di Ponorogo

“Saat ini kami masih berdiskusi dengan pihak yayasan terkait kelengkapan dokumen lahan baru. Kami juga tidak ingin ada kesalahpahaman dengan warga,” tuturnya.

Adanya keberatan ini membuatnya akan mempertimbangkan lebih lanjut pembangunan gedung. Dia masih menunggu keputusan dari yayasan serta pendapat masyarakat. “Kita lihat nanti kelanjutannya seperti apa,”  ujarnya.

Pantauan jatimnet.com, ada beberapa sekolah yang memang lokasinya berdekatan. Yakni Pondok Pesantren Durisawo, TK, SD IT Qurrota A’yun, MI Bina Putra Cendikia dan SMK Pembangunan.