Logo

Waisak Maha Vihara Mojopahit di Tengah Pandemi Covid-19

Reporter:,Editor:

Jumat, 08 May 2020 03:30 UTC

Waisak Maha Vihara Mojopahit di Tengah Pandemi Covid-19

no image available

JATIMNET.COM, Mojokerto - Perayaan Tri Suci Waisak 2564 TB/2020, pada pukul 17.44 WIB di Maha Vihara Mojopahit, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto tak sepadat tahun sebelumnya, Kamis 7 April 2020.

Hari raya umat Budha kali ini, dipimpin 2 bante, 1 romo, dan dihadiri 10 umat yang berasal dari Mojokerto dan Surabaya. Tak ayal, peribadatan kali ini sengaja dibatasi dikarenakan adanya pandemi Covid-19 yang mewabah di Indonesia.

Nampak, umat menggunakan masker, dan membatasi jarak antara satu sama lain dalam pelaksanaan rentetan ibadah, mulai Pradaksina, sampai Pujabakti.

Peribadatan yang rutin dilaksanakan setiap satu tahun sekali inipun, nampak sangat sederhana sekali dilakukan. Tak ada ritual ibadah pemandian rupang Budha kecil (Ifo), hanya bante beserta romo, dan belasan umat langsung melakukan pradaksina.

BACA JUGA: Kesederhanaan Umat Buddha Probolinggo Rayakan Waisak Pasca Kebakaran Klenteng

Pradaksina merupakan ibadah mengelilingi komplek Maha Vihara Mojopahit dan patung Budha tidur tanpa menggunakan alas kaki, sebelum dilakukannya pembacaan doa Trisuci Waisak.

Setelah dilakukan pembacaan doa Trisuci Waisak di Mahavihara Mojopahit, Jalan Trowulan, Dusun Siti Inggil, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, yang dipimpin oleh Bhikkhu Viriyanadi Maha Thera. Seluruh umat pun melakukan samadi atau meditasi sebelum menuju waktu puncak pukul 17.44 WIB.

Sedangkan ratusan umat Budha lainnya, yang biasa merayakan hari Raya Tri Suci Waisak secara langsung di Mahavihara Mojopahit, kali ini hanya bisa beribadah di rumah masing-masing melalui online.

Sementara, Bhikkhu Viriyanadi Maha Thera membenarkan, peringatan Perayaan Tri Suci Waisak 2564 TB/2020 dengan waktu puncak pukul 17.44 WIB sengaja digelar dengan sangat sederhana. Mengingat penyebaran virus Covid - 19 di Indonesia semakin meningkat.

BACA JUGA: Ada Pembakaran Patung Buddha di Maha Vihara Mojopahit

"Iya memang beda temanya dan dilakukan sesederhana mungkin, karena ini dibarengi adanya kejadian virus corona yang membuat bangsa kita, dan pemerintah juga berkorban mengeluarkan dana yang juga tidak sedikit," kata bante Bhikkhu Viriyanadi Maha Thera.

Ia memang sengaja menghimbau umatnya, untuk mengukuti aturan pemerintah selama pandemi Covid-19 agar tidak melakukan kegiatan yang berkerumununan, termasuk dalam merayakan hari Raya Triwaisak tahun ini. 

"Iya memang kita lakukan sesuai himbauan pemerintah, diminta untuk diam di rumah. Oleh sebab itu vihara tidak ada umat seperti biasanya, saya senang sekali artinya umat Budha ini betul-betul mentaati apa yang dihimbau oleh pemerintah. Untuk memutus mata rantai Covid-19," ujar Bhikkhu Viriyanadi Maha Thera.

Sengaja perayaan Triwaisak kali ini lebih pada kegiatan sosial secara langsung, Bante menyebutkan, umat Budha hari ini diminta untuk melakukan donor darah, pembagian sembako, obat-obatan, dan juga APD yang dibantukan keseluruh rumah sakit di Jawa Timur, tak terkecuali Mojokerto.

BACA JUGA: Toleransi dari Hati Nurani

Salah satunya yang dilakukan oleh pengurus Mahavihara Mojopahit, dengan memberikan bantuan sembako terhadap warga terdampak Covid-19   di sekitar area Maha Vihara.

"Sehingga vihara ditutup, pariwisata juga ditutup tujuannya yah itu tadi supaya virus ini tidak akan berkembang. Biar cepat selesai seperti di Taiwan, Korea Selatan karena masyarakatnya taat. Jadi saya hanya memimpin ibadah umat yang merupakan pengurus inti saja, yang juga disiarkan secara online kepada umat budha lain yang ada di Rumah masing-masing," tegasnya.

Tahun Tikus Logam ini, Ia berpesan agar masyarakat Indonesia mematuhi betul-betul peraturan pemerintah untuk tetap di rumah selama pandemi Covid - 19 ini. Agar pandemi segera berlalu, sehingga seluruh ibadah beragama bisa dilaksanakan normal seperti sediakala.

"Ini tahun tikus logam sifatnya tikus kan keluar, lalu sembunyi. Melambangkan banyaknya bencana, jadi sudah diprediksi ada bencana, tapi tidak menyangka penyebaran virus mematikan yang seperti ini," ujar Bhikkhu Viriyanadi Maha Thera.

Sedangkan, Kepala Pengurus Harian Mahavihara Mojopahit, Gede Shidarta, menyampaikan terkait tema tahun ini yaitu Mawas Diri dan Toleransi Jaga Kebersamaan Bangsa, ditentukan langsung dari Sang Maha Agung Indonesia.

"Undangan juga terbatas saja, hanya pengurus inti dari Surabaya dan Mojokerto saja. Semua tak lain mengantisipasi pandemi Covid - 19 agar segera berlalu," harap Gede usai pelaksanaan Hari Raya Tri Suci Waisak.

Hari Vesakha atau Waisak disebut sebagai hari keberuntungan yang memperingati kelahiran, pencerahan (nirwana), dan kematian Budhha Gautama. Tiga peristiwa penting tersebut dinamakan Trisuci Waisak.