Kesederhanaan Umat Buddha Probolinggo Rayakan Waisak Pasca Kebakaran Klenteng

Zulafif

Reporter

Zulafif

Senin, 20 Mei 2019 - 01:27

kesederhanaan-umat-buddha-probolinggo-rayakan-waisak-pasca-kebakaran-klenteng

KHIDMAT. Sejumlah umat Buddha merayakan Waisak dengan kesederhanaan di halaman klenteng Sumbernaga, Minggu 19 Mei 2019 malam. Foto: Zulkiflie

JATIMNET.COM, Probolinggo – Raut kesedihan terpancar pada perayaan Waisak di klenteng Sumbernaga, Kota Probolinggo, Minggu 19 Mei 2019. Sebab sejumlah jemaat umat Buddha melaksanakan hari raya Waisak dengan cara yang sederhana.

Salah satu penyebabnya adalah musibah kebakaran yang melanda tempat ibadah mereka pada Jumat 17 Mei 2019 malam lalu. Akibatnya tiga bangunan terbakar dan memorakporandakan bangunan lainnya.

Meski demikian, pelaksanaan ibadah Waisak umat Buddha di Kota Probolinggo tetap berlangsung khidmat. Sejumlah jemaat terlihat duduk beralaskan tikar untuk menggelar doa di halaman klenteng.

Ratusan jemaat memulai ibadahnya, dengan pembacaan ‘Paritta’ disertai sikap anjali yakni, tanda hormat dengan merapatkan telapak tangan. Sebagai ungkapan rasa berkabung pasca musibah kebakaran, jemaat umat Buddha melakukan Pradaksina.

BACA JUGA: Klenteng Tri Dharma Probolinggo yang Terbakar Berusia 150 Tahun

Pradaksina adalah membawa bunga disertai lilin, dengan mengelilingi klenteng sebanyak tiga kali. Lalu menyematkan lilin dan bunga melati di ruangan utama yang terbakar.

Salah satu jemaat, Viola (19) tidak bisa menyembunyikan perasaannya melihat musibah yang terjadi di tempat ibadahnya. “Kalau perasaan sebenarnya masih sedih. Tapi saya tetap bersyukur, karena masih bisa melaksanakan ibadah Waisak,” katanya, Minggu 19 Mei 2019.

Sementara itu, Ketua Pengurus Klenteng Sumbernaga, Adi Sutanto Saputro mengatakan, dalam hari raya Waisak ini, umat Buddha harus menyadari hakikat kebuddhaan dan menyerapnya.

Selain itu, dia berharap jemaat bisa berjuang mengembangkan hati Buddha dan potensi kebudhaan dalam diri masing-masing.

BACA JUGA: Dua Patung Dewa Ini Selamat dari Kebakaran di Klenteng

“Kami mengajak umat Buddha di Waisak ini agar menambah level obyek keumatan, dengan menjaga perbuatan menjadi baik sesuai dengan ajaran Guru Agung Sang Buddha Gautama,” terangnya.

Adi menjelaskan, pelaksanaan hari raya Waisak tetap dilakukan setelah banyaknya permintaan dari jemaat. Meskipun tempat ibadahnya tidak bisa digunakan secara maksimal akibat kebakaran lalu.

Terkait musibah kebakaran yang menghanguskan tiga bangunan setempat. Adi menyampaikan, sudah ada sekitar 50 klenteng di Indonesia yang bersedia menyumbang pembangunannya kembali.

Baca Juga