Selasa, 02 July 2019 11:57 UTC
NOMOR DUA. Vincensius Awey bersedia maju menjadi calon wakil wali kota dalam Pilwali Surabaya 2020. Foto: Dok.
JATIMNET.COM, Surabaya – Anggota Komisi C DPRD Surabaya, Vinsensius Awey mengaku butuh koalisi visioner jika dimandatkan maju pada pemilihan wali kota (Pilwali) Surabaya September 2020. Hal tersebut diungkapkan karena namanya muncul di berbagai lembaga survey dan riset akademisi.
“Saya berterima kasih nama saya masuk dalam pilwali dari berbagai lembaga survei, komunitas, riset akademisi hingga DPD Partai Nasional Demokrat,” kata Awey kepada Jatimnet.com, Selasa 3 Juli 2019.
Namun begitu, Awey mengakui bahwa Partai Nasdem belum sepenuhnya bisa bersaing secara independen di pilwali 2020. Apabila dia didorong maju dalam pilwali, dia membutuhkan sosok yang visioner. Selain itu, dia mengaku Nasdem Surabaya hanya bisa mencalonkan wakil wali kota.
BACA JUGA: KPU Surabaya Ajukan Anggaran Pilwali sebesar Rp 85 Miliar
“Tapi tetap saja yang bisa memberikan rekomendasi adalah partai. Toh kami juga menyadari, posisi Nasdem saat ini hanya tiga kursi di DPRD Surabaya, itu tidak cukup untuk mengusung calon sendiri,” kata dia.
Meski demikian, Awey dengan tegas menjawab siap untuk maju pilwali. Tapi dengan catatan koalisinya mempunyai visi dan misi yang sama dengannya.
Oleh sebab itu, lanjut dia, jika Awey dimandatkan partainya untuk maju di pilwali, ia akan memberikan masukan dan kriteria pendamping yang akan berkoalisi.
Awey mengaku sudah menilai dua tokoh yang menurutnya sangat visioner. Keduanya adalah Ketua DPC PDI Perjuangan Whisnu Sakti Buana yang saat ini menjadi Wakil Wali Kota Surabaya dan Eri Cahyadi selaku Kepala Bappeko Surabaya.
BACA JUGA: Golkar Lirik Hendro Gunawan untuk Maju di Pilwali Surabaya
“Dari sisi kinerja Pak Eri cukup baik sebagai birokrat. Kemudian dari partai saya lihat Pak Whisnu, punya modal sosial, massa, dan struktural,” kata Awey.
Sejauh ini Awey belum bisa menilai kinerja Whisnu selama menjadi wawali. Masalahnya permasalahan kota diselesaikan sendiri oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Sedangkan Eri, dari sisi loyalitas dan cara berpolitik kurang memadai. Pasalnya, hingga kini, Eri belum menjadi anggota parpol.
Namun kedua tokoh yang juga banyak diperbincangkan itu merupakan dua hal yang cukup potensi.