Logo

Vigit Habiskan Rp 200 Miliar untuk Kelola Sepakbola

Reporter:,Editor:

Kamis, 24 January 2019 12:19 UTC

Vigit Habiskan Rp 200 Miliar untuk Kelola Sepakbola

Vigit Waluyo (tengah) didampingi kuasa hukumnya, M.Sholeh (kanan) saat memberikan keterangan pers di Polda Jatim, Kamis 24 Januari 2019. Foto: M.Khaesar Glewo

JATIMNET.COM, Surabaya – Tersangka Vigit Waluyo mengakui telah memberikan uang sebesar Rp 25 juta hingga Rp 50 juta ke wasit yang memimpin pertandingan klub yang dia bantu.

Duit sebesar itu diharapkan bisa memberi kemenangan bagi tim yang dia pimpin. Umumnya dia menyetorkan uang tersebut pada saat tim yang dia pimpin bertindak sebagai tuan rumah.

“Jika uang itu tidak saya berikan, khawatirnya wasit akan memberikan kemenangan kepada tim tamu,” terang Vigit usai menjalani pemeriksaan dengan Satgas Anti Mafia Bola di Polda Jatim.

Namun putra pendiri klub sepakbola Gelora Dewata (kini berubah menjadi Deltras FC) itu mengaku, “mahar” tersebut bukan jaminan bisa memberi kemenangan untuk tuan rumah. Jika tidak hati-hati tuan rumah bisa tergelincir di kandang sendiri meski sudah memberikan uang pelicin.

BACA JUGA: Satgas Anti Mafia Bola Dalami Pengaturan Skor Di Jatim

Sejauh ini pria yang pernah menjadi Manajer Gelora Dewata maupun Arema itu mengaku telah menghabiskan uang antara Rp 100 hingga Rp 200 miliar selama berkecimpung di dunia sepakbola.

Uang itu dia dapat dari kocek pribadi dan pemberian orang tuanya, mendiang H.Mislan selaku pendiri Gelora Dewata maupun sebagai sesepuh bola di Jatim. Selain itu, H.Mislan juga merupakan pengusaha saat mengelola klub amatir Putra Gelora maupun Gelora Dewata hingga berganti nama menjadi Deltras.

“Dari uang tersebut, rata-rata yang saya berikan ke wasit beragam, ada yang Rp 25 juta, kadang bisa mencapai Rp 50 juta untuk setiap pertandingan kandang. Soal nanti wasit, asisten wasit 1 dan 2 mendapat jatah berapa, itu terserah. Saya memberi utuh,” jelas Vigit.

Sebetulnya Vigit juga sudah meminta bantuan kepada Komisi Wasit di setiap pertandingan kandang, selain menyerahkan uang kepada pengadil lapangan. Namun hubungan dengan Komisi Wasit belum memberi jaminan pertandingan kandang bisa dimenangkan.