Jumat, 19 July 2019 16:40 UTC
Produk usaha mikro kecil. Ilustrasi. Foto: Wikipedia.
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Pemerintah meningkatkan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Rp 123 triliun pada tahun lalu menjadi Rp 140 triliun pada tahun ini. 60 persennya ditargetkan untuk usaha produksi, semisal pertanian, peternakan, dan pariwisata. Adapun sisanya, 40 persen untuk usaha perdagangan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Darmin Nasution mengatakan KUR diberikan pada usaha kecil dengan jumlah pinjaman terbatas. Usaha mikro bisa mendapat pinjaman maksimal Rp 25 juta dan usaha kecil maksimal Rp 500 juta.
"Tentunya untuk bikin toko suvenir, sama dia mengembangkan makanan, kerajinan, jadi masuk ke masyarakat kecil bukan investor besar. Kalau investor besar pinjamlah ke bank atau ke korporasi," katanya pada Jatimnet.com di Pantai Solong, Kalipuro, Banyuwangi pada Jumat, 19 Juli 2019.
BACA JUGA: KUR Pariwisata Upaya Hadapi Pelemahan Ekonomi Global
Pemerintah mendukung usaha mikro dan kecil karena tingkat non performing loan (NPL) atau rasio kredit bermasalah sangat rendah. Tahun lalu, bank-bank kreditur berhasil menekan angka NPL hingga mencapai 1,35 persen.
Namun keberhasilan itu masih menyisakan masalah. Kredit untuk perdagangan lebih tinggi dibanding produksi. Padahal sektor produksilah yang berdampak besar pada perputaran ekonomi. Semisal dari belanja bahan, peralatan, dan tenaga kerja.
Kondisi itu tak sebanding dengan besarnya penyaluran KUR ke sektor produksi. Pada 2015, KUR produksi mencapai 25 pesen. Sedangkan perdagangan mencapai 75 persen. "Yang harus diperbaiki dari KUR, kita jangan banyak pedagang, harus banyak produksi, itu yang sedang kami perbaiki," kata dia.
BACA JUGA: Jatim Terima KUR Perikanan Rp 77,31 Miliar
Menurut dia, bunga pinjaman KUR terbilang rendah. Besarannya pun turun dari tahun ke tahun. Dari 12 persen pada 2015 turun bertahap jadi 9 persen dan jadi 7 persen pada 2018 hingga kini.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan KUR tahun ini juga diarahkan pada usaha kecil sektor pariwisata di daerah tertentu. Tujuannya untuk mengumpulkan devisa lebih besar pariwisata. Sebab sektor ekspor-impor yang sebelumnya memberikan pemasukan devisa besar, kini tertekan ketidakpastian ekonomi global.
"Harapan kami di tengah kondisi global yang lemah seperti sekarang, kondisi ekonomi nasional harus kita tingkatkan. Dan itu salah satu untuk mendorong ekonomi adalah pariwisata," katanya